Api Membara Di Gunung Bancak

Api Membara Di Gunung Bancak
Musim Kemarau yang begitu panjang dan membuat hutan rakyat di Gunung Bancak Kabupaten Magetan terlihat kering meranggas. Biasanya dari kejauhan mampu menyuguhkan panorama yang hijau dan menyejukkan, tetapi saat ini menjadi bagaikan Gunung gersang yang tiada apapun. Dan yang lebih menyakitkan lagi, Gunung Bancak terhiasi oleh api yang membara yang membakar hampir semua belukar di bukit bukitnya.
Ledakan keras yang menggelegar dari rumpun bambu yang terbakar  bagaikan demtuman meriam milik Tentara Nasional Indonesia. Begitu kerasnya suara ledakan rus ruas bambu tersebut, suaranya sampai terdengar di desa desa yang ada di sekitar Gunung Bancak.

Seperti yang tampak pada gambar, jilatan api sangat jelas terlihat di Bukit Seprejet dan Bukit Sekelir yang merupakan wilayah dari Desa Sundul. Memang sudah beberapa hari ini selalu terlihat kepulan asap di Gunung Bancak. Dari Desa Sundul, kepulan asap pertama kali terlihat dari bagian Gunung Bancak sebelah timur yang masuk wilayah Desa Tapen atau Desa Krowe Kecamatan Lembeyan.. Karena hembusan angin yang kencang, api terus merambat sampai Desa Sundul.

Sebagian masyarakat mengkawatirkan akan nasib dari kayu gelondongan hasil hutannya yangsudah ditebang tetapi belum sempat diangkut  akan ikut terbakar. Juga masyarakat yang rumahnya di lereng bukit yang dekat dengan hutan, kobaran api tersebut akan mengancam keberadaan mereka. Untuk mengantisipasinya, masyarakat sekitar hutan berusaha membersihkan semak melukar yang berada di sekeliling rumah mereka.

Masyarakat sendiri masih yakin kalau kebakaran ini tidak akan melalap habis hutan yang ada, karena yang terbakar hanya daun dan rumput kering serta belukar yang semuanya juga mengering. Tetapi karena luasnya area yang terbakar, kami hanya bisa bertanya tanya, bagaimana nasib dari ratusan rusa dan hewan lainnya yang menghuni Gunung Bancak. Belum lagi nasib pohon pohon yang masih kecil apakah masih bisa hidup lagi atau juga ikut terbakar. Mungkin tahun ini adalah peristiwa kebakaran paling hebat sejak 20 tahun terakhir.

Semoga saja hujan segera turun dan menggujur seluruh area Gunung Bancak. Selain untuk memadamkan api di beberapa titik yang masih terlihat, juga akan lebih cepat memulihkan panorama alam Gunung Bancak menjadi hijau kembali. Biasanya walau sekali diguyur hujan, pohon pohon yang meranggas semisal pohon jati daun mudanya akan mulai bersemi dan rerumputan juga akan mulai tumbuh sehingga bisa menjadikan Panorama Alam Gunung Bancak menjadi hijau kembali.

Sundul
Read more »

Ojo Dumeh, Jangan Suka Menyombongkan Diri

Ojo Dumeh, Jangan Suka Menyombongkan Diri
Wong Ndonyo Podo Elingo ...
Lamun siro biso mlayu banter ....  ojo dumeh ... ojo nglancangi
Lamun siro uteke encer ..............  ojo dumeh ... ojo sok ngguroni
Lamun siro nduweni kuwoso ........ ojo dumeh ... ojo sameno meno
Lamun siro ilate landep ................ ojo sok natuni atine liyan

Ojo dumeh bisa diartikan dalam bahasa Indonesia yaitu "Jangan menyombongkan diri".
Pada intinya dadi uwong iku ojo dumeh, jangan suka membanggakan dan menyombongkan diri, ojo kemlentus.
Yang punya harta banyak ojo dumeh dadi wong sugih terus semena mena dan menghina orang miskin.
Yang punya jabatan tinggi ojo dumeh dadi panguwoso  dan sok berkuasa sehingga suka menginjak injak masyarakat kecil.
Yang cantik dan tampan ojo dumeh ayu lan bagus terus kemayu utowo gemagus senengane ngenyek marang wong elek. Di mana mana sok jual mahal, kegantengan, sok ganteng, sok cantik. Sing rupane elek dianggep koyo larahan.
Yang punya otak cerdas ojo dumeh ojo keminter, terus di gawe minteri wong liyo. Dimana-mana senengane nguroni liyan, yen eyel-eyelan wegah dikalahne, wong liyo kudu manut deweke. Padahal durung karuan omongane iku pener dewe.

Sakiki ayo podo di eling-eling opo pituture wong tuwo biyen. Pangkat drajat bakal oncat, Bondo donyo bakal sirno, Bagus ayu bakal layu. Kabeh sing di duweni sakiki ora bakal langgeng.

Yang punya harta banyak, kalau makan juga cuma sesendok-sendok. Ora bakalan satu piring akan dimasukkan ke mulud sekaligus. Dan kalau mati juga tidak akan dibawa ke kuburan.
Yang punya wajah rupawan, ganteng koyo sogok tunteng, ayu kinyis-kinyis moblong moblong koyo pedet selapan, suwe suwe yo bakalan elek. Wajahnya yang halus soyo suwe yo dadi keriput koyo mak lampir, badannya yang atletis, singset dan fuul press body, lama kelamaan juga akan kondor juga ditelan waktu.
Yang punya pangkat drajat, akhirnya juga akan pensiun dan kembali lagi jadi masyarakat biasa.
Yang punya otak brilian pada akhirnya akan semakin berkurang juga ditelan usia. Kadang sampai jadi pikun seperti anak kecil lagi.

Terus ... apa yang bisa kita banggakan dan kita sombongkan?
Semua tidak ada yang abadi. Semuanya hanya sementara.
Jadi ojo dumeh, jangan suka menyombongkan diri. Biar pada akhirnya tidak ada penyesalan yang mendalam. Kita jadi lebih bisa bersyukur dan ikhlas menerima perputaran roda kehidupan ini. Ibaratnya kalau semakin tinggi kita memanjat kalau jatuh akan lebih parah sakitnya. Semakin tinggi kita terbang, kalau jatuh akan semakin hancur lebur tubuh kita.

Yang paling enak itu ya menjalani hidup biasa biasa saja, apa adanya. Kita bisa jadi banyak teman dan banyak saudara. Hidup menjadi lebih enjoy dan tidak banyak pikiran yang begitu menguras stamina.
Hidup kita bisa damai, aman dan sentosa.

Akhir kata "OJO DUMEH BEN TEMBE MBURINE ORA MBEWEH"

Semoga Bermanfaat. Aamiin.


Sundul
Read more »

Sepi Ing Pamprih Rame Ing Gawe Nrimo Ing Pandum

Sepi Ing Pamprih Rame Ing Gawe Nrimo Ing Pandum
Sepi Ing Pamprih, Rame Ing Gawe, Nrimo Ing Pandum?
Nasehat leluhur yang Adiluhung dari Tanah Jawa ini sepertinya sudah dilupakan atau mulai ditinggalkan oleh orang Jawa sendiri. Nasehat yang mempunyai maksud "Tidak mengharap pamprih, giat bekerja dan berusaha serta ikhlas menerima apapun hasilnya" sebenarnya sangat bernilai tinggi maknanya dan bisa dijadikan suatu gaman atau pedoman dalam mengarungi kehidupan ini untuk lebih bisa bersabar dan bertawakal kepada Alloh Pencipta Alam Semesta ini.

Tetapi kenyataannya masyarakat Jawa sendiri khususnya para generasi muda sekarang sudah enggan untuk mempelajari lebih dalam nasehat ini. Bahkan sudah banyak yang sengaja membalikkan kata dan nasehat tersebut dalam perjuangannya. Sering orang sengaja merubahnya menjadi "Sepi Ing Gawe, Rame Ing Pamprih". Apapun yang dia kerjakan sepertinya diharuskan untuk mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya untuk kepentingan pribadi walau apa yang dilakukannya belum seberapa. Kerja baru sedikit tetapi maunya kelihatan, biar banyak orang memujinya dan menghargainya dan pada akhirnya bisa mendapatkan hasil yang maksimal, walau entah dari mana asalnya dan tidak mempedulikan haram halalnya, walau kadang harus mengorbankan teman dan kerabatnya.

Mungkin di sekitar anda, orang yang model seperti itu sudah banyak. Dalam suatu kegiatan apapun misalnya kegiatan sosial, pada awalnya mereka berteriak lantang tentang berjuang, demi orang banyak, demi masyarakat, dan sebagainya. Dan pada akhirnya tetap mengharapkan suatu balasan yang banyak untuk kepentingan pribadinya dan bahkan lebih banyak dari yang seharusnya dia dapatkan dari nilai kerja mereka.

Sebagai orang yang berKetuhanan, kalau ingin berjuang kita seharusnya tidak meninggalkan nasehat  Sepi Ing Pamprih Rame Ing Gawe Nrimo Ing Pandum ini. Kita seharusnya harus mendahulukan kewajiban kita untuk melakukan amal perbuatan dan kebaikan sebisa kita mampu tanpa ada target hasil (upah) dengan nominal yang kita tentukan sendiri di atas kewajaran. Biarkan orang lain yang menilai kerja dan perjuangan kita serta menerima apapun dan berapapun hasil yang kita dapat. Kita harus Nrimo ing pandum dalam artian Ikhlas menerima hasil perjuangan kita.

Kita manusia sudah pasti tidak akan bisa menilai kebaikan dan kelebihan kita sendiri. Sudah pasti orang lain lah yang lebih bisa menilainya. Kalau kita sampai menilai dan menghargai diri sendiri biasanya hanya yang baik baik saja yang kelihatan. Sedangkan kekurangan dan keburukan diri sendiri tidak terdeteksi sama sekali. Dan pada akhirnya kita akan terjerumus ke lubang kesombongan. Apapun yang kita lakukan dianggap paling baik dan benar serta kerja orang lain dianggap remeh dan tidak  bermanfaat.

Kita hanya diwajibkan berusaha, Tentang hasilnya kita kembalikan saja kepada Alloh. Nrimo ing pandum, berusaha ikhlas menerima  apapun hasil dari apa yang kita lakukan, InsyaAlloh akan membawa kita ke tingkat kesabaran dan keikhlasan yang lebih baik lagi. Kalau kenyataannya apa yang kita terima tidak sesuai dan cenderung lebih sedikit dibandingkan kerja dan tindakan kita, kembalikan saja kepada Pencipta Jagad Raya ini. Bukankah Alloh Maha Adil, Maha Kaya dan memiliki segalanya. Bila Alloh menghendaki pastilah akan ada gantinya dari jalan yang tidak kita sangka dan kita duga.

Aamiin.

Sundul
Read more »

Alang-Alang Dudu Aling-Aling Margining Kautaman

Alang-Alang Dudu Aling-Aling Margining Kautaman
Bintang ATAFATHIR Al Kautsar
Alang-Alang Dudu Aling-Aling Margining Kautaman.
"Segala cobaan dan persoalan hidup bukanlah penghalang dalam perjalanan menuju kebaikan"
Semua orang yang mengarungi kehidupan ini pasti tidak akan lepas dari yang namanya masalah. Ada yang mengatakan kalau hidup ini sebenarnya adalah rangkaian dari segala masalah. Kita semua ini berjalan dari masalah yang satu menuju masalah yang lainnya. Bagaikan menulis dalam sebuah buku, setiap lembar demi lembar harus kita tempatkan suatu tulisan. Dan untuk menghasilkan sebuah buku yang bagus, kita harus berani berkorban. Dari pengorbanan waktu, tenaga, pemikiran dan sebagainya.

Persoalan yang kita hadapi dalam hidup ini bisa dikatakan sebagai suatu pertanyaan, yang harus kita jawab. Bagaikan sebuah ujian, kita harus bisa memberikan jawaban dengan baik dan benar untuk bisa lulus dari ujian tersebut. Setelah kita mencapai kelulusan di lembaran yang sekarang, kita akan memasuki ujian lagi dalam tingkatan yang lebih tinggi di lembaran berikutnya. Dan semua itu akan terus berkelanjutan sampai akhir hidup kita.

Kita pastinya mempunyai suatu gegayuhan atau cita cita yang tinggi dan luhur. Jadi kita harus kuat dan tahan banting dalam menggapai cita-cita tersebut. Segala cobaan dan permasalahan hidup janganlah dijadikan suatu alasan sebagai penghalang dalam mencapai keinginan kita. Karena semua itu adalah suatu proses dan tempaan untuk menjadikan kita pribadi yang kuat, tahan banting dan benar-benar siap untuk menerima hasil yang kita harapkan. Tanpa ada kekuatan yang kita miliki, dan pribadi kita tetap rapuh, pastinya kita tidak akan bisa mempertahankan apa yang telah kita hasilkan.

Semakin keras dan berat permasalahann hidup dan cobaan yang mampu kita lewati, semakin tegar dan kuat juga kita dalam menghadapi guncangan dan hempasan saat kita berdiri di puncak keinginan kita. Dan salah satu sumber goncangan dan hempasan dahsyat dalam kehidupan kita berasal dari diri kita sendiri yaitu nafsu kita. Kalau kita tidak bisa mengendalikan guncangan nafsu kita sendiri, bisa saja semua yang telah kita peroleh akan hancur dan hilang lenyap begitu saja.

Alang-Alang Dudu Aling-Aling Margining Kautaman.
"Segala cobaan dan persoalan hidup bukanlah penghalang dalam perjalanan menuju kebaikan"
Tetapi segala cobaan dan persoalan hidup adalah tempaan dalam proses terbentuknya kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Semoga bermanfaat. Aamiin.

Sundul
Read more »

Mburu Uceng Kelangan Dheleg

Mburu Uceng Kelangan Dheleg
Mburu Uceng Kelangan Dheleg
"Mengejar ikan Uceng tapi kehilangan wadah ikan dan isinya"
Mengejar sesuatu yang belum jelas tetapi malah kehilangan segala-galanya.

Banyak lakon kehidupan di sekitar kita yang bisa kita jadikan pelajaran dan pengalaman untuk tidak kita tiru. Banyak orang yang bermaksud mengejar sesuatu kesenangan sesaat yang tidak jelas untung dan ruginya untuk mereka, tetapi malahan harus kehilangan segalanya yang sudah dia miliki. Semua keindahan yang telah dimilikinya hilang begitu saja hanya karena tergoda oleh sesuatu yang belum pasti dia dapatkan dan membahagiakannya.

Di sini aku hanya ingin bercerita tentang lakon kehidupan dari seseorang yang bisa dikatakan "Mburu Uceng Kelangan Dheleg". Ini adalah kisah nyata dari anak manusia. Tetapi mohon dimaklumi kalau nama dan tempat kejadian di samarkan.

Ada sepasang suami istri (sebut saja namanya Tejo dan Surti) yang hidup bahagia dalam kesederhanaan di sebuah desa. Karena berkeinginan kuat untuk meningkatkan kehidupannya, maka Surti berencana untuk bekerja di Luar Negeri. Tejo pun merestuinya. Dan berangkatlah Surti menjadi TKI di Luar Negeri. Karena ketekunannya dan keinginan kuatnya untuk kehidupan lebih baik di masa depan, Surti mampu mengumpulkan uang dengan harapan pada waktunya habis kontrak kerja dan pulang kampung akan membawa uang yang banyak untuk keluarganya.

Jauh dari Istrinya Surti Tejo berkenalan dengan seorang pengelola warung kopi yang lumayan cantik (Warung Ayu). Karena dianggap cewek warung ayu tersebut lebih cantik dan bahenol bin semelohe dari istrinya, si Tejo bertekat untuk memilikinya dan tinggal bersama alias kumpul kebo dengan cewek warung ayu tersebut. Si Tejo tidak berfikir kalau kecantikan si cewek warung ayu tersebut karena setiap hari berdandan dan bengesan, sedangkan istrinya Surti yang dianggap tidak cantik itu dikarenakan memang jarang sekali ber make up. Mungkin karena cinta yang dirasakan Tejo sudah sekonyong konyong koter pada Mbak Warung ayu tersebut sehingga membutakan hati dan pikirannya.

Seperti kata pepatah "Sepandai-pandai menyimpan bangkai pada akhirnya bau busuknya akan tercium juga". Cerita perselingkuhan Tejo dan Cewek warung ayu tersebut sampai juga ke telinga Surti. Saat cuti kerja untuk pulang, Surti sekarang yang begitu cantik dan sexy dan uangnya banyak,  memutuskan untuk menuntut cerai dari suaminya Tejo. Akhirnya pasangan Suami istri itupun resmi berpisah alias bercerai.

Cerita Selesai.

Dari cerita diatas, kelakuan atau tindakan si Tejo tersebut bisa kita sebut Mburu Uceng Kelangan Dheleg. Dia (Tejo) mengharapkan cewek warung ayu idamannya yang belum tentu bisa dia miliki seutuhnya. Mungkin saja cewek warung ayu tersebut tipe BISPAK (Bisa Pakai). So  pasti akan lirak-lirik, mesam-mesem pada pengunjung warung yang lebih ganteng, lebih keren, motornya lebih gaul atau bermobil dan lebih menjanjikan daripada si Tejo yang sering numpang makan dan tidur di situ.
Dan yang jelas Tejo sudah kehilangan Istri yang seharusnya bisa diandalkan kesetiaannya, Lebih cantik, sudah banyak uang dan lebih segalanya dari cewek warung ayu tersebut.

Kalau sudah begini, siapa yang berani menjamin si Tejo akan hidup bahagia bersama warung ayu pujaannya. Sedangkan untuk memiliki seutuhnya saja belum tentu bisa. Banyak orang yang lebih segalanya dari Tejo juga ingin memakainya.
Bisa jadi Tejo hanya akan mendapatkan penyesalan di kemudian hari.

Itulah si Tejo yang Mburu Uceng Kelangan Dheleg.
Mengejar sesuatu yang belum pasti dia dapatkan, tetapi harus kehilangan kebahagiaan yang sudah didepan mata.
Naudubilahimindzalik.

Ini hanya salah satu contoh dari  Mburu Uceng Kelangan Dheleg.
Aku yakin banyak contoh-contoh lain di sekitar anda yang tidak hanya pada masalah percintaan, tetapi juga pada masalah lainnya seperti pekerjaan, dan sebagainya.

Semoga Bermanfaat. Aamiin.

Sundul
Read more »

Ojo Milik Barang Kang Melok

Ojo Milik Barang Kang Melok
“Ojo Milik Barang Kang Melok
Ojo Mangro Mundak Kendo”
"Jangan mudah tergiur oleh sesuatu yang tampak bagus dan indah, dan jangan cepat berubah pikiran agar tidak menyesal pada akhirnya"
Filsafat jawa yang satu ini mengingatkan kita agar punya pendirian hati atas suatu pilihan atau keyakinan untuk tidak mudah berubah pikiran atau pendirian hanya karena ada sesuatu yang lain yang tampaknya lebih baik dari pilihan sebelumnya. Karena penampilan itu kadang menipu,  sesuatu yang tampak baik dari luarnya belum tentu bisa lebih bermanfaat untuk kita.

Mungkin sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat banyak bahwa mereka sangat mudah tergiur atau tergoda oleh sesuatu yang tampaknya bagus dan indah. Dan kebanyakan dari mereka tidak mempertimbangkan akan kualitas, manfaat dan kegunaannya. Ketertarikan mereka hanya didasari dari melihat tampilan fisiknya saja. Dan pada akhirnya penyesalan akan datang di kemudian hari.

Beberapa contohnya seperti ini :
  1. Seseorang yang sudah memiliki pekerjaan yang mapan banyak yang tergiur oleh pekerjaan lain yang dikira lebih baik, lebih menjanjikan gaji yang besar dan dapat menjanjikan kehidupan di masa depan. Tetapi mereka tidak memikirkan apakah pekerjaan yang baru tersebut sesuai dengan skill dan kemampuan mereka serta nyaman tidaknya kalau dia bekerja di lingkungan yang baru. Setelah pindak kerja biasanya baru menyadari kekeliruannya akan keputusannya untuk berganti pekerjaan.
  2. Contoh lainnya, seseorang yang kepingin punya pasangan hidup. Banyak orang yang memilih pasangan hidup ini secara angger, asal-asalan dan sing penting oleh. Yang dilihat hanya rupa atau wajah yang cantik dan ganteng, fisiknya yang oke, sexy, atletis tanpa memikirkan  seperti apa kebiasaan orangnya, bagaimana perilakunya setiap hari, sebaik mana agamanya dan sebagainya. Orang seperti itu biasanya akan mengalami penyesalan setelah melakukan pernikahan. Segala kekurangan dan keburukannya semakin kelihatan semuanya. Bagai "Arjuna Bertaring Drakula"
  3. Dan masih banyak lagi contoh-contok lakon kehidupan di sekitar kita yang memberikan pelajaran kepada kita semua bahwa memutuskan suatu hal tanpa ada pertimbangan yang baik dan cenderung tergesa-gesa akan menemui penyesalan di kemudian hari.
Jadi sekali lagi mari kita berhati hati lagi dan “Ojo Milik Barang Kang Melok Ojo Mangro Mundak Kendo".
Untuk melangkah dan mengambil keputusan harus lebih  berhati-hati, perlu pertimbangan yang matang guna mendapatkan keputusan yang baik dan benar sehingga bisa meminimalisir resiko kesalahan dan akhirnya tidak ada lagi penyesalan yang berkelanjutan.

Jadi ....  Ojo grusa grusu mundak getun mburi .... Njerone durung karuan apik koyo ketok e. Ibarat buah tomat sing abang kunyus-kunyus, nanging njerone kebak uler lan set e.
Jangan terlalu berfikir pendek sebab penyesalan akan dipetik di kemudian hari. Ada baiknya segala sesuatu perlu dipikir lebih panjang baik dan buruknya serta manfaat dan tidaknya yang akan kita lakukan.

Semoga Bermanfaat. Aamiin



Sundul
Read more »

Ayo Belajar Jadi Cah Angon

Ayo Belajar Jadi Cah Angon
Cah angon-cah angon Penekno Blimbing kuwi
Lunyu-lunyu Penekno Kanggo kanggo mbasuh dodot iro

Tentu masih ingatkan dengan tembang yang cuplikannya seperti di atas.  Tembang dolanan jawa "Ilir-Ilir" racikan dari Kanjeng Sunan itu memang sarat dengan makna yang sangat dalam. Di postingan ini aku tidak akan membahas tentang makna dari Tembang ilir-ilir secara lengkap. Tetapi aku hanya mau berusaha untuk memaknai semampu aku tentang kata Cah Angon.

Cah angon sendiri kalau kita artikan atau kita maknai pastinya sangat banyak arti dan maknanya. Semua itu tergantung dari mana sudut pandangnya dan siapa yang memaknainya. Setiap orang pastinya akan berbeda beda dalam mengartikannya.

Bocah angon sendiri adalah seorang pengembala. Untuk MBARUH DODOT IRO atau membersihkan diri sendiri, Diri kita semua di tuntut untuk menjadi seorang pengembala. Trus apa yang  harus kita engon atau gembalakan atau kita jaga dan kita awasi untuk tidak melakukan tindakan tindakan yang tidak baik.

Mata kita dijaga untuk melihat yang baik baik..bukan untuk plirak plirik cari kesempatan mandang barang yang pating plenuk dan sebagainya
Mulut juga harus dijaga buat bicara yang bagus dan bermanfaat, .bukan ngrasani, memfitnah, menggunjing sana sini, eyel eyelan, pecuca pecucu ngumbar hal yang tidak bener, atau buat adu lambe satu sama lain..
Telinga juga harus di jaga buat ndengerin yang bermanfaat..ndenger pelajaran, dakwah atau nasehat-nasehat yang bijak, bukan malah buat ndengerin tetangga yang lagi nggosip..lagi ngrasani atao yang lagi sibuk nyacat bin mencela sesama manusia
Begitu pula Tangan, kaki, hidung dan lain lainnya lagi

Tapi satu hal lagi yang juga sangat penting untuk kita ENGON atau kita jaga , adalah NAFSU kita.
Nafsu itu bawaan bati atau bawaan sejak lahir. Nafsu itu sebenarnya adalah Rahmat dan anugerah dari Alloh yang perlu kita syukuri.
Nafsu itu sangat baik apabila dijalankan sesuai porsi yang wajar dan tidak berlebihan. Tetapi nafsu juga bisa berbahaya, merusak dan menghancurkan apabila berjalan diluar batas kewajaran. Maka kita harus senantiasa menjaga dan mengendalikan nafsu kita.
Memang benar bahwa Musuh terberat dari manusia itu adalah menahan hawa nepsu. Dan kita harus berjihad untuk mengendalikan nafsu tetap pada jalan yang benar.

Maka dari itu, mulai saat ini mari kita belajar menjadi Cah Angon. Angon diri kita sendiri, angon nafsu kita sendiri agar segala sesuatunya bisa terkendali dan tidak semakin jauh melanggar norma-norma agama dan kehidupan di dunia ini.

Biar kita bisa merubah sesuatu menjadi lebih baik, ya kita mulai dulu dari diri kita sendiri.
Semoga bermanfaat. Aamiin.

Sundul
Read more »