Saat pagi buta Orang orang yang menjadi anggota dari Laskar Petani sudah berangkat ke sawah dan menyiapkan panji-panji yang akan digunakan untuk melawan dan menghalau invasi Manuk Emprit yang setiap saat menyerang padinya yang mulai menguning.
Segerombolan Burung Emprit bagaikan ratusan armada pesawat tempur Angkatan Udara yang sedang menyerang pangkalan musuh terbang kesana kemari untuk mencari sasaran mendarat guna menghabiskan bulir padi milik para petani. Suaranya begitu riuh bagaikan desingan amunisi yang dilontarkan dari laras senapan mesin pesawat tempur.
Laskar Petani yang sudah siap di area masing masingpun tidak kalah sigapnya untuk menghalau serangan lawan. Panji-panji warna-warni berkelebat kesana kemari sebagai isyarat pada burung emprit bahwasannya para petani sudah siap untuk mengamankan wilayah tanaman padi mereka. Teriakan lantang yang penuh semangat diiringi deru panji warna warni yang berkelebat seakan suatu pembuktian bahwa Para Laskar Petani sudah siap menangkal serangan dari berbagai penjuru mata angin.
Peperangan pun berlangsung seru dan tidak kalah dahsyat dengan kisah cerita Tentara Nasional Indonesia yang melawan Sekutu di Surabaya saat mempertakankan kemerdekaan di Tahun 1945.
Inilah sekelumit cerita kehidupan di pagi dan sore hari di perdesaan bila masanya padi petani mulai menguning dan menunggu panen. Pemandangan dan rutinitas para petani untuk mempertahankan tanaman padinya dari serangan hama manuk emprit yang kadang jumlahnya sampai ratusan dan bisa jadi sampai ribuan. Kalau di kampungku Desa Sundul kegiatan seperti ini disebut dengan "Tunggu Manuk". Entah mengapa disebutnya Tunggu manuk, padahal aktifitas tersebut untuk menjaga tanaman padi dan menghalau serangan manuk. Mengapa ya tidak disebut "Tunggu Padi" atau "Mengusir Manuk". Yang jelas aktifitas seperti itu biasanya dilakukan para petani selama sekitar satu bulan. Dimulai dari tanaman padi sudah mulai keluar bulir buahnya sampai masanya di panen.
Sampai saat ini besarnya kelompok komunitas manuk emprit ini tidak bisa diprediksi. Kadang hanya sedikit dan para petani tidak sampai menunggui tanaman padinya. Kadang lumayan banyak dan padi harus selalu dijaga. Dan kadang begombolan manuk emprit ini begitu besar dan banyak serta liar yang jumlahnya mungkin sampai ribuan ekor burung sehingga para petani dibuat kerepotan untuk menghalaunya. Kalau sudah begitu seandainya tidak beruntung ya harus siap gagal panen karena hama Manuk Emprit ini.
Semoga tulisan ini bisa menambah pengetahuan sobat dan teman yang berada di perkotaan sehingga lebih tahu akan beratnya perjuangan para petani untuk mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan pangan semua orang. Dan pada akhirnya akan ada penghargaan untuk para petani dan profesi sebagai petani yang hasil dari pekerjaannya bisa dirasakan dan dimakan setiap hari oleh kita semua.
Dan yang lebih penting tidak ada lagi hinaan dan kata-kata yang meremehkan kepada seseorang yang profesi dan pekerjaannya sebagai petani. Pekerjaan sebagai petani sangatlah mulia. Karena tanpa ada petani semua orang pasti tidak akan bisa makan nasi yang katanya sebagai makanan pokok bangsa Indonesia. Dan juga makanan lainya yang bahan dasarnya juga dari hasil kerja para petani.
SUKSES PETANI INDONESIA.
Kami tunggu kebijakan pemerintah yang lebih jitu lagi agar kita bisa SwaSembada Beras seperti yang telah kita capai si masa yang lalu.