Wong Golek Pangan Koyo Gabah Den Interi

Menyimak salah satu kalimat yang ada di syair jongko Joyoboyo yang bunyinya "Wong golek pangan koyo gabah den interi". Sepertinya tulisan yang dituliskan oleh pujangga jawa jaman dulu itu, sekarang terbukti.

Sebelum melanjutkan apa yang tertulis diatas, aku akan mencoba menerangkan sedikit tentang gabah den interi. Interi di sini maksudnya adalah gabah yang dituang di dalam semacam tempayan bulat yang terbuat dari bambu ( bahasa jawanya adalah TAMPAH) lalu digoyangkan berputar sehingga gabah menjadi bergerak berputar di dalam tampah. Orang jawa melakukan itu biasanya untuk memisahkan gabag yang berisa dan yang tidak serta kotoran yang masih tersisa. Biasanya yang tidak berisi dan kotoranyya akan mengumpul di tengah tampah.

Wong golek pangan koyo gabah den interi  bisa saya diartikan bahwa manusia dalam mencari makan di kehidupan ini gerakannya sangat tidah karu karuan seperti halnya gabah yang diputar putar di tempayan.
Contoh sederhana yang ada di kehidupan ini, banyak orang dari Jawa Timur yang bekerja di Jawa Barat. Tetapi banyak juga orang Jawa Barat yang bekerja di berbagai kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Jadi orang Jawa Timur dan Jawa tengah menganggap di Jawa Barat banyak lapangan pekerjaan, jadi banyak dari mereka yang mengadu keberuntungannya di sana. Begitu juga sebaliknya, banyak orang Jawa Barat yang mencari pekerjaan dan keberuntungan di Jawa Timur.

Dalam lingkup yang lebih kecil lagi, kata "Wong golek pangan koyo gabah den interi" dapat kita lihat di sekitar kita. Coba saja anda berdiri di pinggir jalan saat menjelang jam kerja di pagi hari. Banyak orang yang berkendara lalu lalang untuk berangkat kerja. Yang dari selatan menuju ke utara untuk berangkat kerja, dan sebaliknya. Begutu juga orang dari sebelah timur menuju arah barat untuk berangkat kerja dan sebaliknya sehingga hiruk pikik jalanan terjadi seolah olah seperti sangat membingungkan.
Contoh lainnya, seperti pemandangan yang pernah ada di jalan depan rumah. Dari arah timur ada mobil pick up yang mengangkut jerami untuk pakan ternak entah mau di bawa kenama aku juga tidak tahu. Tak lama berselang ada lagi mobil pick up mengangkut jerami. Tetapi yang ini dari arah barat menuju ke timur.
Kadang aku berfikir, andai saja yang dari timur tetap di timur dan yang dari barat tetap di barat, mungkin tidak butuh angkutan yang biayang lebih banyak. hehehe

Ada yang lebih ekstrim dalam mengartikan atau memaknai kata "Wong Golek Pangan Koyo Gabah Den Interi ini".
Kebanyakan orang sangat kebingungan mencari sesuatu untuk dimakan, sehingga tingkah polahnya sangat tidak karu karuan. Orang jawa bilang "Jungkir balik golong koming hanya untuk bisa tetap makan" Bahkan banyak yang menerjang tatanan kehidupan dan norma norma kemanusiaan dan Agama. Sikut sana sini hanya untuk makan. Tendang kanan kiri hanya karena perut bisa kenyang. Fitnah sana sini untuk merebut jatah orang. Bahkan bila mana perlu saudara sendiri juga dimakan.
Ada lagi yang bersekutu dengan setan. Mengunjungi tempat tempat keramat untuk mencari plarisan dan pesugihan. Katanya "Akhirat itu urusan nanti yang penting sekarang bisa bahagia, terhormat dan terpandang"

Tetapi itulah kehidupan. Walau kadang terasa aneh dan membingungkan, tetapi tetap harus berjalan. Wong golek pangan koyo gabah den interi. Serba membingungkan. Yang menjalani kehidupan mungkin juga bingung. Yang melihat bisa saja lebih bingung.

Yang menulis ini bahkan lebih bingung lagi. hehehe.

Tapi ingat saudaraku semua
Sak begja begjane wong kang lali
Luweh Begjo wong kang eling kalawan waspodo
Bagaimanapun beruntungnya orang yang LUPA
Akan lebih beruntung orang yang selalu INGAT dan WASPADA
Ingat kepada TUHAN yang MAHA ESA
Dan waspada dalam menjalani kehidupan ini.

Selamat Malam dan salam blogger dari Sundul Magetan.
Sundul

Artikel Terkait



Comments
1 Comments

1 komentar:

cak oni said...

nice kang :D happy blogging