Andai Politik Uang Pilkada Menjadi Politik Selebaran

Andai Politik Uang Pilkada Menjadi Politik Selebara
Tahun 2013 ini di Negara Kita Indonesia banyakdaerah yang melakukan pesta demokrasi, entah itu pilkada Provinsi atau  pemilihan Gubernur, pilkada Kabupaten atau pemilihan Bupati. Demikian juga di Kabupaten Magetan, seperti yang sudah ramai diberitakan di media massa, nanti pada hari Rabu Pon, 24 April 2013 akan mengadakan Pemilihan Bupati.
Seperti yang banyak diberitakan di berbagai media massa, di setiap pilkada selalu saja ada isu isu tentang politik uang atau Money Politic. 

Tidak seharusnya para kandidat calon pemimpin itu mengandalkan uang untuk mendapatkan dukungan yang bisa menghantarkan mereka ke kursi kepeminpinan di suatu daerah. Seharusnya para calon pemimpin untuk mendapatkan dukungan rakyat dengan cara yang wajar dan sehat. Contohnya saja mempublikasikan apa saja yang menjadi visi dan misi mereka apabila nanti dipercaya masyarakat untuk memimpin suatu daerah. Apabila itu dilakukan, sudah pasti tidak membutuhkan dana yang besar. Jadi bila nanti mereka menjadi pemimpin, tidak serta merta mencari jalan untuk mengembalikan modal yang mereka gunakan saat bertarung di ajang pilkada. 

Contohnya saja : Apabila visi dan misi yang akan dilakukan bila menjadi pemimpin diketik dalam sebuah tulisan misalkan menjadi lima halaman folio, dan di foto copy dengah biaya sekitar 1.000 rupiah.dan di gandakan menjadi 1000 maka biayanga sekitar 1 juta untuk dibagikan kepada seribu Kepala Keluarga. Kalau rata rata satu keluarga juwa pemilihnya tiga orang, maka uang satu juta bisa memberitahukan apa visi dan misi mereka kepada tiga ribu jiwa pemilih. Jumlah itu sangat sedikit apabila dibandingkan dengan membeli suara kepada masyarakat . Misalnya saja satu suara di hargai 25 ribu. Maka untuk tiga ribu suara dibutuhkan dana 75 juta . Sangat jauh berbeda kan jumlahnya ? 1 berbanding 75.

Andai saja pilitik uang di pilkada diganti dengan politik selebaran untuk mencari dukungan, itu bisa memperkecil kemungkinan bila nanti mereka menjadi pimimpin untuk melakukan korupsi. Karena apabila biaya yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin itu banyak, sudah pasti kemungkinan melakukan korupsi juga lebih besar. Karena untuk mengembalikan modal saat mencalonkan dirinya menjadi pemimpin. Selain itu masyarakat bisa lebih mengenal dengan baik siapa dan bagaimana sosok calon pemimpinnya dan apa yang akan dilakukan untuk memajukan daerahnya.

Untuk warga Negara Indonesia pada umumnya dan khususnya untuk masyarakat Magetan yang sebentar lagi mau mengadakan pilkada, mari kita mulai dari diri kita sendiri untuk ikut andil memajukan pembangunan daerah kita ini dengan tidak menerima uang apabila ada yang ingin membeli suara kita. Mari kita belajar menjadi masyarakat yang lebih cerdas untuk memilih pemimpin yang benar benar pantas memimpin daerah kita tercinta ini.

" Tulisan ini aku posting karena sampai saat ini aku tidak tahu sama sekali tentang profil dan visi serta misi yang ditawarkan kepada masyarakat atas tiga calon bupati Magetan yang akan ikut di Pilkada Magetan 24 April 2013 nanti. Karena ketidak tahuan tersebut sampai saat ini aku masih bingung mau memilih siapa. "
Sundul

Artikel Terkait



Comments
3 Comments

3 komentar:

BlogS of Hariyanto said...

berhati-hatilah dalam memilih calon pemimpin, karena bisa menimbulkan penyesalan selama lima tahun kedepan,
salam :-)

agusbg said...

jika ada yang memberi uang sebaiknya terima saja, tapi dalam memilih mengikuti kata hati

cak oni said...

itu mah curang kang kalau menggunakan money politic