Falsafah Luhur Pitutur Jawa


Falsafah Luhur Pitutur Jawa
"Aja Adigang, Adigung, Adiguna"
Jangan sok berkuasa, Jangan sok terkenal, Jangan sok pandai atau keminter.
Kita dalam kehidupan ini harus pandai mawas diri, tidak sombong dan angkuh. Karena apa yang kita miliki dalam hidup ini semuanya adalah titipan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Jadi kalau semuanya itu titipan, trus apa yang bisa kita banggakan dan sombongkan?

"Urip iku Urup"
Hidup ini menyala
Hendaknya kita memilih hidup yang bermanfaat bagi orang lain. Nilai dari hidup kita tergantung berapa besar kegunaan kita bagi orang lain, masyarakat, Agama dan negara. Jadi kita hendaknya selalu memikirkan bagaimana hidup kita ini bisa bermanfaat untuk orang lain dan masyarakat banyak.

"Aja Milik Barang Kang Melok"
Jangan tergiur oleh sesuatu yang tampak mewah, indah dan menyenangkan.
Belum tentu keindahan yang tampak oleh mata kita akan memberikan manfaat dan kebaikan kepada kita. Banyak hal yang kelihatan indah dan menarik tetapi sangat membahayakan kita sendiri.

"Datan Serik Lamun Ketaman Datan Susah Lamun Kelangan"
Jangan mudah sakit hati saat tertimpa musibah dan cobaan dan jangan bersedih saat kehilangan sesuatu.
Semua musibah dan bencana serta cobaan lainnya merupakan suatu proses untuk menjadikan kita pribadi yang lebih baik dan merupakan ujian bagi kita untuk memasuki derajat kehidupan yang lebih tinggi.

"Aja Keminter Mundak Keblinger Aja Cidra Mundak Cilaka"
Jangan sok pandai kalau tidak ingin terjerumus ke jalan yang salah. Dan jangan berdusta kalau tidak ingin celaka.
Orang yang sok pandai pasti beranggapan kalau pendapat dirinya yang paling baik dan tidak mau mendengarkan pendapat orang lain. Padahal belum tentu pendapat orang lain tersebut tidak lebih baik dari pendapatnya.
Orang yang suka berkata bohong dan berdusta pasti tidak disukai oleh banyak orang. Semakin banyak orang yang tidak suka sudah pasti akan semakin menjauhkan kita dari kebaikan dan kedamaian.

"Alon-alon waton klakon"
Pelan pelan asal tercapai segala tujuan
Maksudnya adalah agar Berhati-hati, pelan pelan, waspada, istiqomah, agar tercapai tujuan yang diinginkannya. Semua keinginan dan harapan kita tidak bisa kita dapatkan dan perulih dengan cara instan dan langsung jadi. Semuanya butuh proses untuk mencapainya. Jadi kesabaran dalam melalui proses itulah yang akan menentukan maksimal dan tidaknya hasil yang akan kita capai.

"Nrimo ing pandum"
Menerima segala pemberian
Maksudnya untuk menunjukan pada sikap Kejujuran, keiklasan, ringan dalam bekerja. Dan selalu iklas menerima hasil dari usaha yang sudah dia kerjakan, sebagai bentuk rasa syukur atas apa yang telah diberikan oleh Alloh SWT.

"Saiki jaman edan yen ora edan ora komanan, Tapi sak bejo-bejone wong edan isih bejo sing eling lan waspodo"
Sekarang jaman udah gila, yang tidak ikut gila, tidak akan kebagian. Tapi sehebat-hebatnya atau seuntung untungnya orang gila/lupa masih lebih beruntung orang yang ingat (Allah) dan berhati-hati dalam menjalani kehidupan ini.

"Mangan ora mangan sing penting ngumpul"
"Makan tidak makan yang penting kumpul",
Maksudnya adalah menunjuk pada sikap kesetiaan.. bahwa baik buruk apapun yang kita dapatkan harus dihadapi bersama. Dengan persatuan dan kesatuan kita akan bisa melewati segala rintangan dan kesulitan yang menghadang.

"Wong jowo ki gampang di tekuk-tekuk ning ora gampang di remuk".
Orang Jawa itu mudah ditekuk-tekuk, tapi tidak mudah dihancurkan maksudnya adalah bahwa pada dasarnya orang jawa itu fleksibel, mudah bergaul, santun, dan tidak kaku. Namun tegas dan tekadnya kuat, serta berani mengambil resiko untuk menegakkan kebenaran dan keadilan serta keyakinan yang dipegangnya.
Sundul

Artikel Terkait



Comments
2 Comments

2 komentar:

tata said...

wong sabar luweh bejo ketimbang wong sing waspodo.

Klis Wi said...

nek wong saiki kumpul tidak kumpul yang penting makan