Jarene Bolah .... Kok Ireng
Jarene Sekolah ..... Kok Meteng
Kata kata atau parikan seperti di atas sudah sangat sering terdengar semasa aku masih berada di Sekolah Dasar dulu sekitar 30 tahun yang lalu sebagai guyonan. Tetapi dulu tidak terbayangkan kalau kata guyonan tersebut sekarang ini banyak terjadi dan menjadi kenyataan. Setiap tahunnya selalu saja terdengar ada anak sekolah yang bunting alias hamil.
Seperti yang diceritakan oleh Bapak Polisi yang bertugas di Desa Sundul, beliau menceritakan kalau keberadaan anak sekolah yang hamil atau bunting setiap tahun semakin bertambah banyak jumlahnya. Beliau juga mengharapkan pihak Pemerintahan Desa selalu mengingatkan dan menghimbau kepada semua warganya untuk lebih mengawasi pergaulan anak anaknya.
Dari ngobrol ngobrol saat itu sebagian orang menyimpulkan kalau fenomena pergaulan bebas ini bisa melanda sampai ke pedesaan, salah satu hal yang menjadikan seperti itu adalah keberadaan dari widget HandPhone atau telepon seluler atau HP yang saat ini sudah menjadi semacam kebutuhan pokok dari masyarakat di segala kalangan status sosial dan usia. Ditambah lagi dengan dukungan segala aplikasi yang memudahkan penggunanya untuk lebih berinteraksi dengan siapa saja yang dikehendakinya dan tanpa batasan yang jelas.
Misalnya saja keberadaan jejaring sosial pesbuk yang sangat mudah berbagi gambar porno dan vidio mesum yang tentu saja berpengaruh sangat besar pada perkembangan mental dan moral dari anak anak yang belum sepenuhnya dewasa.
Selain itu juga kemudahan berinteraksi dan berhubungan antar teman dan kenalan mengakibatkan begitu mudahnya seseorang mencari kesempatan untuk bertemu dan bertatap muka sehingga cara berpacaran dari anak sekolah mengarah pada acara berdua duaan yang sudah pasti akan memperbesar kemungkinan untuk melakukan pergaulan secara lebih bebas.
Dari beberapa kesimpulan yang ada, aku lebih condong memberi kesimpiuan kalau pergaulan bebas pada anak sekolah saat ini lebih banyak dikarenakan kurangnya pengawasan dari orang tua mereka sendiri. Banyak orang tua memberikan kasih sayang dengan cara memberikan materi yang berlebihan dan fasilitas lainnya daripada dengan kasih sayang, perhatian dan pengawasan yang baik. Misalnya saja memberikan fasilitas sepeda motor dan uang saku yang banyak sehingga gaya hidup dari anak itu sendiri akan semakin liar dan tidak terkontrol.
Saat ini semakin sering kita jumpai bahwa banyak anak anak usia sekolah dengan bebasnya bermain dan keluar rumah pada malam hari dengan berbagai alasan. Sering kali mereka bisa kita temui di tempat keramaian walau waktu sudah larut malam. Anak anak yang seperti itu sudah pasti akan semakin banyak mempunyai kesempatan untuk melakukan pertemuan dengan pacar dan teman temannya sehingga akan membawa mereka pada pergaulan yang lebih bebas lagi. Dan pada akhirnya banyak dari mereka hamil atau buntung walaupun mereka masih duduk di bangku sekolah. Pada akhirnya pendidikan mereka terpaksa putus di tengah jalan.
Siapakah yang harus disalahkan dan bertanggung jawab dengan semua ini ?
Tentunya yang paling bertanggung jawab atas rusaknya generasi bangsa adalah orang tua mereka sendiri. Orang tua mereka tidak mampu memberi pengawasan dan pendidikan yang baik sehingga anak anak mereka terjerumus pada lingkaran pergaulan bebas yang liar dan kelewat batas. Sebagai orang tua seharusnya selalu mengawasi setiap pergaulan yang dilakukan anaknya dan memberi batasan batasan pada anak sehingga bisa meminimalisir menyimpangnya perilaku anak yang menjurus pada pergaulan bebas.
Baik buruknya seorang anak, orangtua-nyalah yang harus paling bertanggung jawab.
Mari kita berusaha sebaik mungkin untuk memberi kasih sayang dan perhatian pada anak kita agar nantinya bisa menjadi anak yang dapat dibanggakan, bermanfaat dan berguna bagi Agama, Nusa dan Bangsa seperti yang kita cita citakan. Aamiin.