Kesatria Perang Pengembala Tikus

Kesatria Perang Pengembala Tikus

Langkahmu tegap dan berwibawa
Sosok pribadi yang bersahaja
Suaramu lantang dan membahana
Seakan melumpuhkan orang yang mendengar
Sudah sepantasnya karena engkau seorang kesatria

Di saat hari menjelang senja
Engkau habiskan waktumu jadi pengembala
Bunda sangka engkau pengembala macan
Atau paling tidak gajah atau unta
Tapi kenyataannya jauh dari praduga
Sebagian peliharaanmu adalah tikus tikus

Tikus arab yang pandai berkicau
Suka mabuk dan berpesta pora
Yang suka gigit jempol kaki Bunda
Hingga berdarah dan terinfeksi
Membusuk dan baunya ke mana mana

Tikus cantik yang dari mana
Yang suka bergoyang di meja billyard
Hingga melenakan harimau dan singa ompong
Terbius harum dan indahnya pantat
Hingga tersungkur, bengong dan goblog

Tikus urban dari tanah sebrang
Suka berkubang di negri siang
Melotot .... Meringis .... menyeringai
Yang selalu terlena dengan mimpinya
Ingiu jadi pengembala juga

Kesatria pengembala yang perkasa
Tikus got peliharaanmu semakin liar dan menggila
Infasi ke kampung dan desa desa
Merusak sawah sawah dan lumbung Bunda

Tanggul irigasi penuh lubang dan kebocoran
Karena digerongi para tikus
Padi bunda mati dan tidak panen
Karena pangkalnya di kencingi tikus
Ketela dan jagung Bunda pada kotor dan busuk
Karena buahnya digerogoti tikus

Kesatria pengembala yang perkasa
Aku kira kau kesatria bijaksana
Yang bisa menjaga kebahagiaan Bunda
Ternyata kau hanya kesatria biasa
Pengembala tikus disaat senja.

Kesatria Perang Pengenbala Tikus

Sundul

Artikel Terkait



Comments
1 Comments

1 komentar:

cak oni said...

seperti kayak di cerita-cerita film kang puisinya