Tembang peninggalan nenek moyang kita dulu yang berjudul semut ireng, sepengetahuanku ada dua macam yaitu :
- Semut Ireng Anak Anak Sapi
- Semut Ireng Ngendog Jeroning Geni
Untuk mengingat tembang warisan nenek moyang kita ini, pada kesempatan kali ini aku akan berusaha mengingat kembali dengan menuliskan di Blog ini. Untuk semut ireng yang anak anak sapi pernah aku tuliskan di http://soendoel.blogspot.com/2012/01/semut-ireng-anak-anak-sapi.html .
Kali ini aku share kembali tembang semut ireng yang Ngendog jeroning geni dan aku sertakan juga artinya dalam bahasa indonesia. Mohon maaf kalau ada kesalahan, karena ini aku tuliskan berdasarkan ingatanku saja. Semoga apa yang aku tulis ini ada manfaatnya untuk yang ingin mengingat kembali tembang tersebut.
Semut Ireng Ngendog Jeroning Geni
( Semut hitam bertelur di dalam api )
Ono merak bandrek kelawan boyo
( Ada burung merak dan buaya )
Keong sak kenong matane
( Siput yang matanya sebesar kenong )
Tikuse podo ngidung
( Banyak tikus sedang nembang / bernyanyi )
Kucing gering engkang nunggoni
( Kucing sakit yang menunggu )
Kodok newu segoro
( Katak menguras lautan )
Oleh banteng sewu
( Dapat seribu banteng )
Si Precil engkang anjogo
( Anak katak yang menjaganya )
Semut ngangkrang munggah Gunung Merapi
( Semut Angkrang naik Gunung berapi )
Wit mranti awoh delimo
( Pohon beringin berbuah delima )
Kucing takut sama tikus |
Kalau di pikir secara nalar, isi dari tembang tersebut sangatlah aneh atau tidak masuk akal. Tetapi itulah tembang. Beliau yang mengarang ini tentunya punya maksud tertentu yang disembunyikan di balik isi tembang tersebut.
Hanya beberapa kata yang sepertinya bisa kita maknai seperti pada keadaan Indonesia sekarang ini. Tikuse podo ngidung, Kucing gering engkang nunggoni. Yang kalau di artikan ke dalam bahasa indonesia : Banyak tikus yang bernyanyi / bergembira, Kucing yang sakit yang menunggunya.
Seperti indonesia sekarang ini, banyak koruptor yang bersuka ria karena penegak hukumnya pada sakit akibat kurang makan alias kelaparan. Jadi kalau di beri makan sedikit saja sudah pada tidur pulas dan lupa bahwa sesunggunya tikuslah yang harus di makannya.
Tetapi tidak tahulah apa maksud sesungguhnya dari pengarang lagu ini. Sekali lagi kita serahkan saja kepada beliau beliau yang lebih paham akan sastra lama seperti lagu atau gending ini.
Semoga bermanfaat