RENCANA SEPULUH HARI KE DEPAN
Karya : Dian Hartati
Ketika bijak berbicara
Apa yang hendak kau sampaikan
Mengenai amarah alam
Yang tak juga hentikan setiap luapan
Daratan jadi lautan
Malam bertambah kelam
Sementara bisu kampung-kampung tak juga reda
Ini adalah serapah hari
Tanggul-tanggul pecah
Mulut telah lelah meminta petuah
Sampaikan pada penguasa langit
Apa rencana sepuluh hari kedepan
Ruang itu hilang sudah
Tenggelam bersama harapan
Petak kenangan yang tak mungkin hadir kembali
Ketika bijak berbicara
Apa yang hendak kau sampaikan
Mencari celah di setiap alir kerinduan
Masa kecilpun hilang
Sawah ladang raib dalam sekejap waktu
Di mana lagi tempat pijakku
Sementara tanah-tanah kini tak terlihat
Pohonan tinggal puncak yang ranggas
Bubungan begitu lindap di mata
Masih lekat dalam ingatan
Semburan itu mengawali segala kisah
Mengumpulkan segelintir orang
untuk merencanakan kerja
sepuluh hari ke depan
Karya : Dian Hartati
Ketika bijak berbicara
Apa yang hendak kau sampaikan
Mengenai amarah alam
Yang tak juga hentikan setiap luapan
Daratan jadi lautan
Malam bertambah kelam
Sementara bisu kampung-kampung tak juga reda
Ini adalah serapah hari
Tanggul-tanggul pecah
Mulut telah lelah meminta petuah
Sampaikan pada penguasa langit
Apa rencana sepuluh hari kedepan
Ruang itu hilang sudah
Tenggelam bersama harapan
Petak kenangan yang tak mungkin hadir kembali
Ketika bijak berbicara
Apa yang hendak kau sampaikan
Mencari celah di setiap alir kerinduan
Masa kecilpun hilang
Sawah ladang raib dalam sekejap waktu
Di mana lagi tempat pijakku
Sementara tanah-tanah kini tak terlihat
Pohonan tinggal puncak yang ranggas
Bubungan begitu lindap di mata
Masih lekat dalam ingatan
Semburan itu mengawali segala kisah
Mengumpulkan segelintir orang
untuk merencanakan kerja
sepuluh hari ke depan