Menberi terang walau habis terbakar. Seperti halnya lilin yang menyala, sinarnya selalu menerangi sekelilingnya walau tubuhnya semakin habis tebakar. Tulisan ini terinspirasi dari seorang saudara yang begitu ikhlas memudahkan urusan dari teman temannya tetapi hanya hinaan yang didapatkan.
Mungkin sudah nasib bagi orang orang yang hidup masih dalam kasta kelas bawah. Walaupun yang dilakukannya sangat bermanfaat bagi orang lain tetapi bukanya penghargaan yang diterimanya. Jangankan penghargaan, rasa terima kasih pun mungkin tidak di terimanya. Padahal dia sudah mengkorbankan banyak waktu, tenaga pikiran dan mungkin biaya untuk memberikan yang terbaik bagi teman temannya. Walaupun begitu dia tidak pernah bosan untuk membantu teman temannya disaat dia dibutuhkan.
Mengapa di kehidupan sekarang ini yang katanya manusia sudah pada pinter pinter, berpendidikan tinggi, masih tetap saja ada pandangan derajat manusia dilihat dari tingkatan kasta. Kepercayaan kepada orang lain didasarkan dari banyaknya harta. Semakin manyak harta yang dimiliki, semakin dipercara dalam kehidupan bermasyarakat ( dalam sebagian masyarakat kita ). Sepertinya keikhlasan hati dan ketulusan hati bisa dibeli dengan uang.
Orang yang banyak uang selalu benar adanya. Bagi si miskin mempunyai kesalahan itu suatu kewajiban, walaupun yang dilakukan lebih berguna dan lebih bermanfaat di kehidupan bermasyarakat.
Tetap sabar dan semangat saudaraku. Bila kau masih mampu, tetaplah menjadi lilin kehidupan ini. Tetaplah terang di kehidupan yang semakin hitam ini, walaupun tubuh kita habis terbakar. Biarlah orang mau bicara apa, tetap percayalah hanya ALLAH sesungguhnya yang memegang seadil adilnya suatu keputusan. ALLAH tahu yang terbaik untuk umatnya. ALLAH akan membalas semua perbuatan baik yang pernah kita lakukan dengan berlipat ganda dan dengan jalan yang tak terduga. Amin.
Tetap semangat.
Anjing menggonggong kafilah tetap berlalu