Belajar Menikmati Segarnya Udara Pagi

Menikmati Segarnya Udara Pagi
Bintang AtaFathir Al Kautsar

Kekasih
Ku tuntun tangan lembutmu di pagi itu, agar dirimu lebih tahu dan mengerti akan indahnya alam ini. Dimana elok dan kerupawanannya patut kita jaga dan lestarikan.

Kekasih
Di tengah dinginnya kabut pagi itu, mulailah belajar membaca. Baca apa saja yang sudah bisa kamu baca. Bukanlah membaja rangkaian abjad yang bisa dilafakkan oleh lidah kita. Karena itu semua kekasih belumlah mendapatkannya.
Tetapi bacalah apa saja yang tampak oleh pandangan, sentuhan yang kamu telah bisa rasakan, dan apa saja yang bisa tersentuh oleh hati dan jiwa kita.

Bacalah indahnya kabut pagi itu, kabut tipis yang seakan menyelimuti jagat raya. Padahal saudara kita yang di tempat lain belum tentu saat itu menemukannya.
Mengapa kita bisa merasakan itu semua?

Bacalah lembutnya angin yang menyentuh kulit kita. Dia tidak terlihat. Tetapi kita bisa merasakan kehadirannya sangat dekat dan begitu dekat seakan menyatu dengan tubuh kita. Dinginnya bisa menyentuh suluruh nadi kita dengan alur yang teratur mengikuti setiap helaan nafas kita.
Mengapa itu bisa terjadi ?

Kekasih
Masih ingatkan dengan titik-titik embun yang menempel di rerumputan itu. Tetesan air yang kita injak injak saat melewati tanggul tepian kanal irigasi itu. Yang mampu membasahi sandal jepit yang kamu pakai.
Bacalah eloknya pagi itu. Bacalah syahdunya embun yang berkilauan bak mutiara itu.
Mengapa mereka ada ? Dari mana asalnya?

Oh ya kekasih ...
Tentu kamu masih bisa merasakan, hangatnya sinar mentari yang menyelinap diantara pepohonan, dedaunan dan kabutpun tidak mampu mencegahnya. Seakan memberi warna yang indah tiada tara ke pagi itu.
Bola yang menyilaukan di timur itu, yang kita menyebutnya dengan Matahari, Itu hanya salah satu Bintang dari berjuta-juta. Keberadaannya bagai berjalan dari tempat terbitnya di Timur dan menghilang di ujung Barat. Walau sebenarnya tidak seperti itu adanya.
Bacalah Kekasih

Oh ya .... Kekasih
Masih ingatkan saat kamu mengambil daun kering dan kamu lempar ke air yang mengalir di kanal irigasi itu?
Daun kering itu terus bergerak mengikuti arus air itu.
Pemandangan yang indah bukan? Mengapa ?

Kekasih
Semakin banyak langkah dari ayunan kakimu, akan semakin tumbuh dirimu menuju kedewasaan. Tentunya akan semakin banyak pula hal baru yang kamu bisa temui.
Bacalah ... dan jangan pernah bosan untuk membaca, sampai batas dimana kita takkan punya kesempatan lagi untuk membaca.

Sundul

Artikel Terkait



Comments
0 Comments

0 komentar: