Ater-ater atau munjung merupakan gambaran dari indahnya silaturahmi menjelang lebaran. Ater ater atau munjung sendiri bisa diartikan sebagai bukti berbaktinya anak kepada orang tuanya, saudara muda kepada saudara tuanya, dan juga bukti mempererat sambung silaturahmi antar teman, sahabat dan tetangga. Hal itu dibuktikan dengan mengirim bingkisan sederhana yang bisa berupa bahan makanan seperti beras, gula, dan penganan lainnya.
Di Kabupaten Magetan, khususnya Desa Sundul Kecamatan Parang, budaya ater ater sendiri ada sejak jaman dulu. Dan sampai sekarang masih tetap terpelihara keberadaannya. Biasanya munjung tersebut dilaksanakan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal atau Lebaran Fitri. Dan yang mengantarkan bingkisan atau kiriman tersebut adalah anak anak.
Dan sudah menjadi tradisi atau kebiasaan bahwa keluarga yang mendapatkan kiriman tersebut akan memberikan SANGU atau uang kepada anak yang mengantarkan punjungan atau bingkisan tersebut.
Keberadaan ater ater atau munjung itu sendiri selain sebagai sedekah juga digunakan untuk silaturahmi dan mempererat hubungan antar keluarga, sahabat , dan tetangga. Dan momentum seperti itu biasanya digunakan oleh anak anak untuk mengumpulkan sangu / uang yang diberikan oleh keluarga yang mendapat kiriman bingkisan. Bagi anak anak hal seperti itu sudah pasti sangat menyenangkan.
Keindahan bulan Ramadhan yang suci diakhiri dengan saling menyambung tali silaturahmi antar keluarga, kerabat dan tetangga. Sungguh suasana yang indah menjelang Hari Raya Idul Fitri. Tradisi Ater-Ater / Munjung merupakan bukti keindahan Silaturahmi Menjelang Lebaran dan tradisi yang sudah turun temurun ini selayaknya dipertahankan keberadaannya.