WOoooW Oek oek oek ...... Duduk dan membaca berita di depan komputer, tapi pengen nangis berguling guling. Bagaimana tidak, masih pagi begini sudah ketemu sama berita yang beginian. Biar sobat sobat Sundul tahu apa yang membuatku pengen nangis berguling guling, akan lebih jelas bila sobat baca sendiri beritanya. Berita ini aku COPAS dari BeritaMagetan.Com.
Tidak Dilayani di RSUD dr Sayidiman Magetan, Wanita Hamil Meninggal
MAGETAN - Satu lagi, warga miskin harus meninggal di rumah sakit.
Ny Kurnia Kartika Sari (21), tengah hamil lima bulan yang di diagnosa terkena Demam Berdarah (DB).
Warga
Dusun Kunden, Kelurahan Mangkujayan, Kecamatan/Kabupaten Magetan
bulan, meninggal di RSUD dr Sayidiman Magetan setelah tidak mendapat
layanan maksimal karena membawa kartu masyarakat miskin (Maskin).
"Percuma
saja saya bawa KTM (Kartu Tanda Miskin), toh nyatanya pelayanannya
(diskriminasi) membeda-bedakan. Saya juga masih diminta beli obat ke
apotek yang ditunjuk dokter setempat,"kata Edy Purwanto (27) suami
korban kepada Surya, Rabu (20/2/2013).
Menurut Edy Purwanto,
selama istrinya masuk hingga meninggal di RSUD dr Sayidiman, Magetan,
tidak pernah mendapat layanan maksimal.
"Masuk ke RSUD Magetan hanya di infus dan diberi oksigen untuk bernafas, setelah itu perawatnya tidur lagi,"tuturnya.
Baru
masuk UGD, tambah Edy, dia sudah diminta menebus obat ke apotek yang
ditunjuk. Padahal apotek RSUD dr Sayidiman informasinya buka 24 jam.
"Saya
diminta beli obat ke apotek Mahatma yang apoteknya berjarak kurang
lebih 2km. Sementara apotek di RSUD katanya tutup dan tidak ada
obatnya," kata suami yang baru menikahi istrinya kurang lebih tujuh
bulan ini.
Penderitaan keluarga korban tidak hanya sampai
disitu, karena merasa tidak mendapat pelayanan sebagaimana mestinya.
Suami berserta keluarganya berniat membawa korban ke RSUD Provinsi dr
Soedono Kota Madiun, namun pihak RSUD dr Sayidiman mengancam akan
mencopot infus dan oksigen.
"Karena tidak dilayani secara baik,
saya berniat merujuk ke Madiun. Tapi RSUD dr Sayidiman membolehkan asal
infus dan oksigen dicopot. Itu kan sama saja membunuh istri saya.
Tindakan perawat dan tenaga medis di RSUD Magetan itu tak
berperikemanusian," katanya dengan menahan emosinya.
Dia berharap
ada pihak-pihak terkait yang bisa mensupervisi RSUD Magetan itu agar
bisa menjalankan fungsi sosialnya dengan baik, sesuai nama RSUD itu.
"Rumah
sakit itu dibuat kan tidak hanya untuk mencari untung semata, tapi
untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada warga. Hal ini agar tidak
ada korban lagi, setelah istri saya,"katanya.
Direktur Utama RSUD
dr Sayidiman Ehud Alawy yang dikonfirmasi belum bisa memberikan jawaban
karena belum checking terhadap pasien itu.
"Mudah-mudahan pelayanan perawat dan para medis disini sudah sesuai dengan protap (prosedur tetap),"kata Ehud Alawy kepada Surya (tribunnews group).
"Mudah-mudahan pelayanan perawat dan para medis disini sudah sesuai dengan protap (prosedur tetap),"kata Ehud Alawy kepada Surya (tribunnews group).
Ehud juga
menolak ketika ditanyakan pembawa SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu)
diharuskan membeli obat diluar RSUD Magetan itu.
"Kalau bawa KTM, tidak boleh dikenakan biaya,"kata Dirut RSUD dr Sayidiman.
Karena itu, Ehud, berusaha akan verifikasi kepada keluarga korban, benar tidaknya informasi itu.
"Kita akan verifikasi," tukasnya
Sumber: Tribunnews.com
Pengennya berkomentar banyak tentang berita ini. Tetapi tidak tahu harus berkomentar apa. Sepertinya sudah bukan rahasia lagi apabila pelayanan di RSUD dr Sayidiman Magetan masih kurang maksimal untuk pasien yang menggunakan Kartu Tanda Miskin ( Kartu GAKIN ) entah itu namanya Jamkesmas, Jamkesda dan jamkes yang lainnya. Jadi tidak perlu berkomentar banyak, karena warga Magetanpun sudah banyak yang tahu.
Sudah banyak warga Magetan yang mulai enggan untuk berobat ke sini. Misalnya saja, warga Magetan bagian timur lebih memilih berobat langsung ke Madiun. Warga Magetan bagian selatan lebih memilih berobat ke Ponorogo.
Banyak sudah pengalaman pengalaman tentang buruknya pelayanan di RSUD ini. Seperti pengalaman keluargaku sendiri. Dan bagaimana sulitnya mendapatkan sudat rujukan untuk berobat ke Rumah Sakit lain, dan masih banyak lagi pengalaman pengalaman yang kurang memuaskan dari RSUD Magetan ini. Seakan akan pasien dibiarkan membusuk di sini.
Ibu Dokter yang cantik
Jangan matikan kami
Tolong obati penyakit kami
Jangan paksa kami menebus obat mahal
Di Apotik pribadimu
Nona Suster Sexy pujaan hatiku
Obati kami dengan obat manjurmu
Suntik kami dengan Tangan lembutmu
Jangan suntik dengan goyang pantatmu
Kami sudah muak dengan megahnya
Rumah Sakit kebanggaanmu
pengalaman saya sendiri di RSUD SAYIDIMAN saat tangan saya fraktur/ patah. waktu itu saya jatuh saat bermain futsal di sekolah jam pelajaran olahraga. Tangan kiri ku menahan badan ketika terjatuh ke belakang, dan seketika itu saya melihat posisi tangan (dekat pergelangan) tampak meleset. singkat cerita, saya dibawa ke IGD RSUD SAYIDIMAN untuk di rontgen apakah terjadi fraktur pada tangan saya. Saya harus menunggu lama untuk di foto rontgen. Setelah 1 jam menunggu akhirnya namaku dipanggil dan dituntun menuju ruang radiologi untuk foto rontgen. Akhirnya hasil rontgen keluar, salah satu perawat disana pun mulai membaca hasil nya. "dok, gimana hasil rontgen nya apa ada yang patah ?", Kakak ku menanyakan hasil rontgen. "ini hanya retak saja, tidak patah", jawabnya dengan wajah yg ragu dan tidak meyakinkan. "Apakah ini perlu di operasi dok ?", kembali kakak ku bertanya. "oohh ini tidak perlu di operasi kok mbak", ujar dokternya. namun, dari pihak keluarga saya masih ragu dengan pembacaan hasil rontgen oleh perawat tsb. Keesokan harinya saya dibawa ke RSUI KUSTATI di SOLO, dengan membawakan hasil rontgen dari RSUD MAGETAN. Dari pihak KUSTATI memberi penjelasan bahwa tangan saya patah, namun posisi tulang masih bagus (fraktur Antiibrachi) dan harus di operasi. Akhirnya hari itu juga saya dioperasi dan dilakukan pemasangan 2 pen di tangan.
ReplyDelete#bisa dijadikan kesimpulan, RSUD SAYIDIMAN memang jauh dari pelayanan prima serta tenaga perawatnya yang kurang professional..
Sungguh ironis... sampai kapan pelayanan rumah sakit ini benar-benar ikhlas untuk rakyat. Orang sakit datang kesana untuk berobat kok malah di persulit.
ReplyDeleteKayaknya banyak sih kejadian yang tidak diungkapkan mengenai RUD Magetan ini, misalnya ada orang yang sakikit ceguken, setelah opname 3 hari diagnosanya kok menjadi sakit tifus, karena hal ini oleh keluarga si sakit minta untuk di keluar pindah ke Madiun, ternyata di sana diberi obat ceguken dan al hasil sehari sembuh! untung tidak di minum obat tiffusnya!hehe
ReplyDeleteKalau di pikir pikir .............
ReplyDeleteApa namanya harus di ganti saja dengan Rumah Sehat. Biar yang berobat di situ cepet sehat
Satu lagi orang miskin menjadi korban akibat dari buruknya pelayanan/perlakuan.
ReplyDeleteSaya sering mendengar askin dan askes selalu disepelekan, sungguh memprihatinkan