Ceritanya ada orang yang sakit. Lalu dia bawa ke Rumah Sakit. Sebut saja rumah sakit A. Setelah tiga hari di rumah sakit tiada perubahan yang berarti, maka keluarganya menanyakan kepada dokternya sebenarnya apa penyakit yang diderita keluarganya itu. Tetapi dokter itu tidak mau menerangkan dengan jelas dan terkesan berbelit belit jawabannya. Setelah ditanya kok yang sakit tidak ada perubahan, dia malah marah.
Karena tidak adanya kejelasan penyakit yang diderita pasien dan pelayanan yang tidak memuaskan, maka keluarga memutuskan untuk pindah ke rumah sakit lain. Waktu meminta rujukan untuk dibawa ke rumah sakit lain (sebut saja rumah sakit B) jega dipersulit. Katanya cukup dirumah sakin ini saja. Dengan sedikit debat yang sedikit ribut akhirnya diberikan juga surat rujukan tapi dengan keterangan dipulangkan dengan paksa. Akhirnya yang sakit bisa juga di bawa ke rumah sakit B.
Setelah sampai di rumah sakit B, si pasien langsung disambut oleh para perawat dan ditempatkan di ruang perawatan walau si pasien belum didaftarkan. Hanya beberapa menit setelah masuk seorang dokter langsung memeriksa si pasien tersebut. Keluarganya juga menyerahkan sisa obat yang baru di tebusnya sewaktu di rumah sakit A tadi. Setelah dokter melihatnya dia bilang : obat apa ini, dari ketiga jenis obat yang ada yang bermanfaat hanya satu yaitu obat untuk kekebalan tubuh. Sedangkan yang dua jenis lainnya disuruh membuang ke tempat sampah karena tidak ada gunanya bagi si pasien. Keluarga pasien yang menyertai si sakit hanya bisa menghela nafas saja. Padalah harga obat itu sekali tebus harganya 400 an ribu.
Di rumah sakit B si pasien di fonis gejala hipatitis. Dan resep obatnya sekali tebus hanya 200 ribuan saja. Dokter di rumah sakit B selalu siap setiap saat dan sering mengontrol pasien. Pelayanannya sungguh sangat memuaskan. Setelah dirawat selama 3 hari, akhirnya si pasien diperbolehkan pulang dan disuruh banyak istirahat.
Dokter oh ... Dokter.
Uang 1 juta bagi anda mungkin tiada artinya. Tetapi bagi kami itu sangat berharga. Tolong dong kalau periksa pasien yang bener. Nyawa manusia jangan dibuat mainan. Kalau masih bodoh akan lebih baik kalau sekolah lagi. Jadikan pasien sebagai investasi amal ibadah anda, jangan jadikan pasien miskin sebagai ladang sumber keuangan anda.
Karena tidak adanya kejelasan penyakit yang diderita pasien dan pelayanan yang tidak memuaskan, maka keluarga memutuskan untuk pindah ke rumah sakit lain. Waktu meminta rujukan untuk dibawa ke rumah sakit lain (sebut saja rumah sakit B) jega dipersulit. Katanya cukup dirumah sakin ini saja. Dengan sedikit debat yang sedikit ribut akhirnya diberikan juga surat rujukan tapi dengan keterangan dipulangkan dengan paksa. Akhirnya yang sakit bisa juga di bawa ke rumah sakit B.
Setelah sampai di rumah sakit B, si pasien langsung disambut oleh para perawat dan ditempatkan di ruang perawatan walau si pasien belum didaftarkan. Hanya beberapa menit setelah masuk seorang dokter langsung memeriksa si pasien tersebut. Keluarganya juga menyerahkan sisa obat yang baru di tebusnya sewaktu di rumah sakit A tadi. Setelah dokter melihatnya dia bilang : obat apa ini, dari ketiga jenis obat yang ada yang bermanfaat hanya satu yaitu obat untuk kekebalan tubuh. Sedangkan yang dua jenis lainnya disuruh membuang ke tempat sampah karena tidak ada gunanya bagi si pasien. Keluarga pasien yang menyertai si sakit hanya bisa menghela nafas saja. Padalah harga obat itu sekali tebus harganya 400 an ribu.
Di rumah sakit B si pasien di fonis gejala hipatitis. Dan resep obatnya sekali tebus hanya 200 ribuan saja. Dokter di rumah sakit B selalu siap setiap saat dan sering mengontrol pasien. Pelayanannya sungguh sangat memuaskan. Setelah dirawat selama 3 hari, akhirnya si pasien diperbolehkan pulang dan disuruh banyak istirahat.
Dokter oh ... Dokter.
Uang 1 juta bagi anda mungkin tiada artinya. Tetapi bagi kami itu sangat berharga. Tolong dong kalau periksa pasien yang bener. Nyawa manusia jangan dibuat mainan. Kalau masih bodoh akan lebih baik kalau sekolah lagi. Jadikan pasien sebagai investasi amal ibadah anda, jangan jadikan pasien miskin sebagai ladang sumber keuangan anda.
zaman sekarang banyak dokter dan rumah sakit yang bertindak semata hanya mengejar keuntungan belaka,
ReplyDeletebtw-semestinya sobat mencantumkan lokasi keberadaan rumah sakit tersebut..agar menjadi warning bagi masyarakat yang mau menggunakan jasa rumah sakit tersebut :)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
ReplyDeleteAlhamdulillah kita masih diberi ALLAH SWT , nikmat umur buat menyambut Idul Adha tahun ini,
semoga rahmat dan karunia ALLAH SWT selalu menyertai kita semua,
selamat merayakan Hari Raya Idul Adha,
bila ada salah dan khilaf dalam kata serta sikap selama ini, mohon di maafkan lahir dan batin.
Wassalam
Support..
ReplyDeleteSelamat hari raya Idul Adha..
Mohon ma'af lahir dan bathin..
benar tuh sob...maka ta heran saat ini banyak terjadi korban malpraktek... di tiap rs...berharap utk tiap rs dapat memberikan jg pelayanan yg terbaik utk pasien nya :D
ReplyDeleteSELAMAT HARU RAYA IDUL ADHA 1433 H
itu kisah nyata toh om?
ReplyDeletekasian bener tuh :D
selamat hari blogger
ReplyDeletekeep spirit and keep blogging
~write for a change~
Dokter kadang juga ada yang ngawur, belun tau sakit yang di derita pasien kok maen suntik aja... hadeewwhh capeek dech
ReplyDeletekaloitu mah udah manusiawi di rs, heheheheh
ReplyDeletesaya gathot novin mau mengajak anda untuk bertukar link, apakah agan berminat..??
ReplyDeletesaya blogger dari madiun jika berminat ini blog saya http://gathotnovin.com/
saya selalu dendam kesumat kang sama Rumah Sakit yang memberikan pelayanan seperti yang diceritakan diatas, apalagi sampai memeberi obat sampah dgn harga 400rb..ini tidak bisa didiamkan kang. perlu dilaporkan ke Lembaga Konsumen Indonesia tuh..biarin tak sharekan keseluruh penjuru dunia nih postingan ini dan di G+ kan supaya para oknum dokter dan rumah sakit segera kembali kejalan yang lurus.
ReplyDeletemudah²an ada blogger dokter yang baca postingannya.. :D
ReplyDeletedisebut saja kang nama rumah sakitnya, biar tak ada korban yang lainnya
ReplyDeletemungkin krn untuk jadi dokter mhal biayanya..mkanya orientasi bisnis lbih diutamakan dari pada kpedulian sosial...masuk rs mesti siap segepok uang..memprihatinkan
ReplyDeleteya ampun,,ada ya dokter begitu,,mungkin dokter palsu kali,,,,parah sekali itu...
ReplyDeleteweh parah sekali, memang kalo dokter kebanyakan begitu, mementingkan diri sendiri daripada orang lain,
ReplyDeletebanyak dokter yang lupa dengan kewajibannya, yaitu melayani masyarakat !! percumah sekolah tinggi2 , tapi rasa kepedulian sesama masih 0 !!
ReplyDeletebanyak dokter yang lupa dengan kewajibannya, yaitu melayani masyarakat !! percumah sekolah tinggi2 , tapi rasa kepedulian sesama masih 0 !!
ReplyDeletealangkah malunya jadi bangsa indonesia ! gak cuman pemimpin, tetapi para pejabat , lembaga negara pun masih begini , kami masyrakat kecil yang menderita sengsara !! selalu ditindas
ReplyDeletealangkah malunya jadi bangsa indonesia ! gak cuman pemimpin, tetapi para pejabat , lembaga negara pun masih begini , kami masyrakat kecil yang menderita sengsara !! selalu ditindas
ReplyDeletemungkin dokter nya perlu di obatin dulu,sob!
ReplyDeleteArtikel dan blogg'nya bagus banget gan !!!
ReplyDeleteSetuju bang,,Emang si Kesehatan lebih penting daripada harta,,tapi gak segitunya juga kesehatan bisa meregut harta begitu banyaknya,
ReplyDeletesaya setuju sobb. . .manusia dan nyawa itu nukan mainan jadi harus benar" ahli!!!
ReplyDelete