Gentong Bekas Padasan / Pancuran Berwudhu

Gentong Bekas Padasan / Pancuran Berwudhu
Beberapa saat aku tertegun melihat sebuah gentong bekas padasan berada di sudut sebuah kebun pekarangan. Beberapa bagian sudah mulai berlubang dan rusak karena termakan waktu. Alat bantu untuk berwudhu pemiliknya tersebut sengaja meletakkannya berada di sudut kebun pekarangannya karena keberadaannya sudah tergantikan oleh pompa air yang secara otomatis akan mengisi bak penampungan air dan tinggal memutar kran untuk mengalirkan airnya.

"Padasan sendiri adalah suatu wadah air yang biasanya dari gerabah dan ada lubang untuk mengalirkan airnya yang digunakan untuk berwudhu"

Ada pertanyaan dalam hatiku ini. Mengapa gentong bekas padasan tersebut tidak dihancurkan saja. Padahal benda itu sudah jelas tidak dipakai atau digunakan lagi. Tetapi bekas padasan itu hanya diletakkan di pojok pekarangan dan dibiarkan agar alam yang memprosas keberadaannya.

Butuh waktu yang lumayan cukup lama untuk aku mencoba menemukan jawaban dari pertanyaanku ini. Dan akhirnya aku mencoba sendiri menjawabnya atas pertanyaan yang ada dalam hatiku ini.

Mengapa gentong bekas padasan tersebut tidak dihancurkan saja ?

Walau gentong tersebut sebuah benda yang sudah tidak berguna atau tidak digunakan lagi, tetapi mungkin saja pemiliknya sangat menghargai barang tersebut atas jasanya membantu pemiliknya dan orang lain untuk bersuci atau berwudhu. Jasa barang itu pastilah sangat besar bagi pemiliknya. Mungkin sudah bertahun tahun memudahkan pemiliknya untuk mengambil air wudhu sebelum melakukan sholat dan kegiatan lainnya. Andai saja pekerjaan itu dilakukan oleh orang yang bekerja, entah berapa nilai rupiah yang harus dibayarnya.
Mungkin karena jasanya itulah pemiliknya tidak serta merta menghancurkannya karena sudah tidak terpakai lagi. Tetapi hanya meletakkannya di sudut pekarangan rumahnya dan biarkan waktu yang memprosesnya.

Kalau memang jawabannya seperti apa yang ada dalam pikiranku ini, kisah gentong bekas padasan ini bisa kita jadikan pelajaran dalam kehidupan ini.
Kalau saat masih bisa bermanfaat, kita berjuang dan melakukan kebaikan dengan tanpa pamprih (Sepi Ing Pamprih Rame Ing Gawe) untuk orang lain termasuk keluarga kita dan lingkungan kita atau mungkin bangsa ini, andai kita sudah tidak mampu berkarya lagi dan peran kita sudah digantikan oleh generasi penerus yang lebih baik, pastinya jasa-jasa kita akan tetap dikenang dan keberadaan kita tidak akan diabaikan begitu saja. Kalau tenaga sudah tidak terpakai bisa jadi saran dan pikiran tetap dijadikan acuan atau minimal keberadaan kita tetap akan dihargai.

Kebaikan yang kita tanam tentunya kebaikan pula yang akan kita panen.
Mari kita berusaha melakukan kebaikan sebatas kemampuan kita agar hidup kita bermanfaat bagi keluarga kita, lingkungan kita dan bangsa kita. Biar kelak di kemudian hari disaat kita tidak mampu berbuat apa-apa, keberadaan kita tetap di hargai dan tidak dihancurkan dan diabaikan begitu saja.

"Gentong bekas padasan, besar jasamu sungguh tiada terlupakan"
Semoga Bermanfaat.
Sundul
Read more »

Nduwur Krudung Ngisor Warung : Modus

Nduwur Krudung Ngisor Warung
Nduwur Krudung Ngisor Warung adalah Suatu ungkapan yang berbau sindiran, atau mungkin penghinaan, mungkin juga pelecehan dan bisa jadi bermaksud merendahkan. Tetapi tidak sedikit juga yang merupakan modus belaka dari orang yang usil dan kurang kerjaan. Kiasan ini bisa diterjemahkan kurang lebihnya sebagai berikut :
"Seorang wanita yang memakai kerudung atau jilbab tetapi kelakuannya tidak mencerminkan sebagai seorang muslimah sejati" Keberadaan kerudung yang dipakai dalam kesehariannya hanya dijadikan suatu hiasan atau sebatas mode dan untuk mendapatkan suatu predikat sebagai wanita yang baik, sholehah dan taat dalam beragama. Tetapi kenyataan dari keseharian dan tingkah laku seta akhlaknya sangatlah jauh dari keadaan yang tampak pada dirinya.

Dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita, mungkin saja memang banyak seorang wanita type Nduwur Krudung Ngisor Warung seperti ini. Banyak wanita yang berkerudung dalam kesehariannya hanya sebagai trand penampilan biar terlihat lebih anggun dan terkesan alim. Tidak bisa dipungkiri, semakin tua umur dunia ini, semakin banyak model manusia yang bermacam-macam corak dan tujuannya. Tetapi penampilan dan gaya hidup wanita seperti itu tidaklah terlalu mendapatkan sorotan dan kritikan yang begitu tajam. Karena dalam kehidupan khususnya masyarakat dengan adat ketimuran penuh dengan tepo sliro, tenggang rasa dan saling menghargai satu sama lainnya.

Beda lagi dengan kehidupan dunia maya yang memang  penyebaran informasi apapun terasa sangat cepat dan tanpa batasan, sehingga kritikan dan sorotan sosial apapun bisa sangat mudah menjadi trand topik yang diperbincangkan banyak orang di mana-mana. Termasuk masalah wanita dengan istilah Nduwur Krudung Ngisor Warung seperti ini. Banyak sindiran, hujatan dan hinaan tentang keberadaan wanita seperti itu disertai dengan foto dan gambar yang seakan ingin membuktikan bahwa orang yang dilihat dari luar begitu baik, kenyataannya bisa sebaliknya kalau dinilai dari segi akhlaknya.

Kritikan dan hujatan seperti itu seakan memang sengaja dihembuskan untuk menyerang kelompok-kelompok tertentu sehingga menciptakan image buruk pada kelompok tertentu tersebut. Bagaikan noda setitik yang masuk dalam susu sebelanga. Sedikit contoh yang ada mampu merusak semuanya sehingga predikat buruk yang ada juga ditimpakan pada yang lainnya.

Yang lebih memprihatinkan lagi, banyak yang sengaja menjelekkan orang dan lingkungannya dengan berbagai cara. Seperti foto diatas, kalau kita mau mencermati, sepertinya orang tersebut sengaja membuat foto seperti itu untuk membuat image bahwa orang yang memakai kerudung atau berjilbab banyak yang mempunyai kelakuan yang tidak baik.
Mengapa kalau sengaja membuat foto atau berfoto seperti itu harus memakai kerudung, kalau tidak bermaksud seperti itu?
Coba kita lihat foto samping kanan atas dan bawah lalu kita amati dan perhatikan. Foto yang atas saat membuka bawahannya sampai celana dalamnya kelihatan, dia sudah tidak memakai kerudung. Dan foto yang bawah saat dia sudah tidak memakai maju dan hanya memakai bra atau beha saja, dia masih memakai kerudung.

Dari perbandingan dua foto tersebut, kita akan mudah menyimpulkan kalau foto tersebut pemotretannya memang disengaja untuk menciptakan image buruk pada wanita berkerudung. Karena itu beredar di dunia maya, maka bisa jadi yang membuat foto tersebut hanya mengincar keyword tentang wanita berjilbab dengan embel-embelnya yang sering dipakai di dunia maya seperti mesoem, bugil, nakal, pletot dan sebagainya yang memang sudah lama menjadi trend keyword di mesin pencarian internet.

Kita jangan mudah percaya dan terprovokasi dengan isu isu serta berita yang kebenarannya belum tentu bisa dipertanggungjawabkan. Kartena apa yang ada di internet banyak yang HOAx dan hanya mengejar banyaknya pengunjung saja.

Semoga bermanfaat.


Sundul
Read more »

Dialog Pemuda "Tanggap Darurat Kepekaan Sosial"

Dialog Pemuda "Tanggap Darurat Kepekaan Sosial"
Pada hari Jum'at 14 November 2014 telah diadakan Dialog Pemuda dengan tema "Tanggap Darurat Kepekaan Sosial" yang diadakan oleh DPD KNPI Kabupaten Magetan bekerja sama dengan DPRD Kabupaten Magetan. Dialog Pemuda ini diselenggarakan di Gedung DPRD Magetan.

Munculnya banyak permasalahan sosial di masyarakat menggerakkan DPD KNPI Kabupaten Magetan untuk mengadakan dialog yang bertujuan untuk mencari jalan terbaik bagaimana kita menghadapi segala permasalahan sosial masyarakat ini. Maka perlunya menyatukan visi dan misi antara Pemerintah, Pengusaha dan Aktifis Sosial masyarakat agar lebih memaksimalkan tindakan dan penanganan masalah sosial di Masyarakat. Diharapkan dengan adanya dialog ini  masing-masing pihak bisa saling menutupi segala kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki oleh yang lainnya.

Kita semua tahu, DPRD sebagai pembuat kebijakan dan Pemerintah sebagai pelaksanakan kebijakan, segala tindakan dan langkahnya dibatasi oleh Undang-Undang dan Peraturan. Para pengusaha yang menpunyai dana kuat juga terbentur oleh keterbatasan waktu. Para aktifis sosial masyarakat yang mempunyai semangat tinggi, langkah sosialnya juga sering terbentur oleh dana dan birokrasi yang kadang rumit.
Dengan menyatukannya visi dan misi dari berbagai pihak ini diharapkan segala tindakan dan langkah untuk menyelesaikan masalah sosial yang ada akan semakin lancar, cepat dan tepat sasaran.

Dalam Dialog Pemuda "Tanggap Darurat Kepekaan Sosial" ini juga menemukan kesepakatan untuk lebih memfokuskan tindakan pada pemasalahan sosial anak. Anak-anak sebagai Generasi Penerus Bangsa perlu mendapatkan perlindungan yang sesungguhnya tentang pendidikan, kesehatan dan hak-hak lainnya yang harus didapatkan oleh anak bangsa. Sehingga kedepannya generasi bangsa akan menjadi generasi penerus yang kuat dan mampu menjadi pemimpin-pemimpin yang hebat sehingga bisa membawa Bangsa dan Negara Indonesia ini menjadi lebih baik lagi.

Dalam acara Dialog Pemuda ini juga diberikan penghargaan kepada para Pahlawan Sosial yang telah berjuang dan mengabdikan dirinya untuk masyarakat tanpa lelah dan tanpa pamprih.
Semoga dengan diadakannya Dialog Pemuda "Tanggap Darurat Kepekaan Sosial" ini mampu menghadapi segala masalah dan permasalahan sosial yang ada, khususnya di Kabupaten Magetan tercinta ini.

Sundul
Read more »

Wani Silit Wedi Rai

Wani Silit Wedi Rai
Ungkapan Bahasa Jawa "Wani Silit Wedi Rai" ini kalau diartikan secara harafiah berarti berani kepada Dubur (silit) dan takut kepada Muka (Rai). Tetapi ungkapan itu kalau di maknai secara lugas adalah berani saat dibelakang dan takut saat sedang berhadapan.
Orang yang dikatakan wani silit wedi rai pada dasarnya adalah seseorang yang mempunyai jiwa pengecut, takut saat sedang berhadapan dan beraninya ngomong di belakang. Misalnya saja saat seseorang tersebut mempunyai masalah dengan orang lain,  dia suka mengatakan hal yang macem-macem tentang orang lain tersebut ketika orangnya tidak ada. Tetapi kalau orang lain itu ada, dia tidak berani bicara apa apa.

Dalam pergaulan di sekitar kita pastinya sering menjumpai hal semacam itu. Banyak orang yang besar mulud, sok pintar, sok benar, sok jagoan, suka berkomentar tentang hal yang sebenarnya tidak dia pahami bagaikan deplomat ulung yang sedang presentasi apabila berhadapan dengan orang yang menurutnya berada di bawahnya. Tetapi apabila saat berhadapan dengan orang yang sekiranya bisa membantah segala ucapannya, dia lebih memilih bersembunyi dan diam seribu bahasa.

Orang yang suka melakukan tindakan seperti itu biasanya mempunyai tujuan  untuk menutupi segala kekurangan yang dimilikinya, sehingga orang lain tetap mau menghargai dirinya. Dan sering kali yang dikatakan berupa suatu gosip dan cenderung mengarah pada fitnah. Padahal pada akhirnya justru hal seperti itu akan menjadikannya lebih terpuruk lagi dan semakin kehilangan kepercayaan dari orang lain seiring kebenaran sesungguhnya yang semakin terungkap.
Sebenarnya orang seperti itu sudah tahu akan dampak yang ditimbulkan dari semua ocehan dan omongannya tersebut. Tetapi mereka tidak mempedulikannya karena hanya mengejar kepentingan yang sesaat itu juga.

Wani silit wedi rai sepertinya sudah menjangkiti masyarakat bagaikan virus penyakit yang sangat mematikan. Keberadaannya terus menyebar luas ke setiap sudut relung hati manusia dan sulit untuk ditanggulangi. Mengedepankan kepentingan sesaat sudah begitu membudaya di masyarakat. Gosip dan fitnah terus mengalir deras bagaikan air bah yang menerjang dan menporak porandakan kehidupan bermasyarakat.
Masyarakat bagaikan terbelenggu jiwanya untuk bisa menjadi pribadi yang apa adanya. Yang sering muncul adalah bukan dirinya yang sesungguhnya, tetapi keinginannya yang sudah ditunggangi oleh berbagai ambisi dan kepentingan. Sehingga kehidupan masyarakat menjadi terkotak-kotak sesuai dengan berbagai kepentingan yang dikejarnya.

Haruskah kita menjadi pribadi pengecut yang wani silit wedi rai ?
Jawabannya ada pada tindak tanduk dan tingkah laku serta kelakuan kita dalam kehidupan sehari hari.

Semoga bermanfaat.

Sundul
Read more »

Renungan Hari Pahlawan 10 November

Renungan Hari Pahlawan 10 November
Kita Bangsa Indonesia di setiap Tanggal 10 November selalu memperingatinya sebagai Hari Pahlawan. Peringatan ini untuk mengenang jasa-jasa para Pahlawan kita yang telah gugur di medan perang saat membela negara dan pempertahankan kemerdekaan Negara Indonesia ini. Kegigihan dan semangat Arek-Arek Suroboyo Pada 10 Nopember 1945 dalam melawan dan mengusir tentara Sekutu pantas dipilih sebagai tanggal Peringatan Hari Pahlawan Indonesia.

Tetapi seberapa banyak dari kita yang mau memikirkan bahwasannya bukan hanya Para Pahlawan nasional  dan para pejuang yang gugur di medan perang saja yang harus kita kenang jasa-jasanya. Masih banyak pahlawan kita yang lain yang seharusnya  kita kita ingat dan kita kenang jasanya. Misalnya saja Para Guru, Para Pemimpin yang amanah, para Pemuka Agama yang senantiasa mengajarkan kita akan akhlak yang baik dan budi pekerti yang luhur. Beliau semua juga pantas disebut sebagai Pahlawan dan jasanya pantas untuk dikenang dan di ingat untuk selamanya.

Selain itu setiap diri pribadi kita sudah pasti punya sosok-sosok pahlawan yang pernah berjasa dalam kehidupan kita masing masing sehingga kita bisa menjalankan kehidupan ini sampai sekarang. Misalnya saja orang tua kita yang senantiasa menyayangi membesarkan dan mendidik kita tanpa pamprih. Beliau juga pantas disebut sebagai Pahlawan.
Juga teman, sahabat bahkan orang yang tidak kita kenalpun yang pernah berjasa membantu kita keluar dari satu masalah juga pantas disebut Pahlawan. Walaupun terasa sangat kecil jasa dan pengorbanannya, tetapi mereka juga sebagai Pahlawan Penolong  pribadi kita.

Contoh saja,
Di saat kita sekolah dulu pernah lupa tidak membawa peralatan tulis atau ketinggalan di rumah, padahal saat itu kita harus menghadapi ujian kelas dan sangat butuh alat tulis seperti bolpaint dan pensil. Salah seorang teman yang mempunyai alat tulis rangkap dengan senang hati meminjamkannya kepada kita. Teman yang seperti itu dengan tindakannya yang bisa membantu kita dalam kesulitan walau hanya meminjamkan alat tulis bisa saja dikatakan sebagai pahlawan penolong kita.

Kalau kita mau mengingat kembali cerita dan pengalaman kita di masa yang lalu sepanjang perjalanan kehidupan kita, tentunya kita akan bisa menemukan dan mengingat kembali siapa saja orang yang pernah menjadi pahlawan penolong kita dalam kehidupan ini.
Kalau kita mau berusaha mengingatnya bisa jadi akan berjajar puluhan, bahkan mungkin ratusan orang yang pantas kita sebut sebagai pahlawan penolong kita.

Tetapi kenyataan sekarang ini banyak yang lupa dan sengaja melupakan hal yang terlihat remeh dan sepele seperti itu. Banyak dari kita yang melupakan jasa-jasa pahlawan dalam kehidupannya yang tanpa jasa dari mereka mungkin saja cerita kehidupan kita tidak seperti sekarang ini.

Pertanyaannya .......
Mengapa kita bisa semudah itu melupakan jasa jasa orang yang pernah membantu kita keluar dari berbagai masalah dan kesulitan yang pernah kita hadapi ?
Apakah karena tindakan mereka yang remeh, sepele dan tidak berarti ?

Jawabanya ....
Karena kita sombong, angkuh, tidak punya rasa terima kasih, dan tidak pandai bersyukur.
Kita hanya menilai jasa seseorang tidak lebih dari harga sebuah materi. Semua bantuan dan jasa orang lain hanya dinilai dengan uang.
Padahal kalau kita cermat dan jeli untuk memikirkannya, bisa jadi jasa mereka mempunyai nilai yang tidak bisa diukur dan dinominalkan dengan uang. Kebodohan dan kecongkakan kita-lah yang menjadikan hati kita buta dan mengeras sekeras batu sehingga kita tidak punya rasa berterima kasih kepada orang lain yang bisa jadi mereka-mereka adalah pahlawan kita sesungguhnya dalam kehidupan ini.

Dalam Peringatan Hari Pahlawan ini, mari kita mencoba dan berusaha untuk lebih mawas diri, introspeksi diri dan mengingatkan diri akan jasa dan pengorbanan orang lain untuk kita tanpa memikirkan akan nilai materi yang pernah kita terima saat itu. Dan pada akhirnya kita berharap untuk bisa menggugah kesadaran kita akan pentingnya sebuah pengorbanan  yang pernah orang lain berikan untuk kita.
Sehingga di kedepannya kita bisa lebih bisa menghargai orang lain, pandai mensyukuri nikmat yang kita terima sehingga kita akan menjadi orang yang ikhlas dan jauh dari sifat sombong, congkak dan tinggi hati.

Semoga bermanfaat. Aamiin.
Sundul
Read more »

Cerita Hantu Tidak Seram : Medi Colok

Cerita Hantu Tidak Seram : Medi Colok
Jalan Kalen Katir Di Malam Hari
Cerita hantu ini adalah kejadian dari pengalamanku sendiri. Seperti  judul di atas, walaupun ini adalah cerita hantu tetapi tidak serem sama sekali.
Banyak orang menyebut hantu yang satu ini dengan nama MEDI COLOK. Kalau bahasa Indonesianya "HANTU LAMPU SENTER". Bukan hanya aku saja yang pernah menemui penampakan medi colok ini. Tetapi beberapa orang sudah pernah menjumpainya. Hantu yang satu ini sering menampakkan dirinya kepada orang yang sedang mengairi sawahnya di malam hari di Tanah Bengkok Desa Sundul khususnya di sebelah timur dari daerah Seklatak dan Segudig.

Penampakan hantu ini hanya berupa sinar atau cahaya seperti sebuah lampu senter yang berjalan kesana kemari di bawa oleh orang, tetapi tidak ada wujud orangnya. Cahaya senternya tidak begitu terang, hanya redup saja seperti lampu senter yang battrey-nya hampir habis.

Langsung saja inilah ceritaku saat aku bertemu dengan penampakan hantu / medi colok di jalan Kalen Katen yang menghubungkan antara Dukuh Sundul 1 dan Dukuh Jambu Desa Sundul.

**
Malam itu aku mengairi sawah dengan mesin pompa dari sumur bor yang ada di bawah tanjakan Seklatak. Anda yang berdomisili di sekitar Sundul pasti tahu betul daerah tersebut. Tempat itu memang sudah terkenal dengan keangkerannya dan cerita hantunya.

Sekitar jam 12 malam, aku perkirakan bahan bakar bensin mesin pompaku akan segera habis. Maka aku dengan sepeda motor menuju sawah untuk mengontrol sampai dimana air yang sudah aku alirkan. Selepas Pasar dan Puskesmas, aku melihat di jalan Kalen Katir sawah bengkok ada cahaya yang berjalan dari arah timur. "Wah ada temannya" pikirku dalam hati. Sampainya di tempat mesin pompa berada ternyata aku dapati mesin pompa yang untuk menyedot air dari sumur bor sudah dalam keadaan mati. Pikirku mungkin bensinnya sudah habis atau mesin pompaku ngadat lagi.

Karena Mesin Pompa sudah mati, maka aku teruskan saja laju motorku ke sawah ke arah cahaya yang baru saja aku lihat. Tetapi sampai di sawah aku tidak menemukan apapun dan siapapun. Aku mencoba memanggil- manggil kalau saja ada orang di sekitar situ. Aku mencoba tengok sana sini  dan dengan senterku yang lumayan terang aku arahkan ke segala arah, tetapi tetap tidak aku temukan siapapun. Di sawah itu aku hanya seorang diri.
Di dalam pikiranku hanya ada pertanyaan, "dimanakah orang yang membawa senter tadi?".

Beberapa saat aku baru menyadari kalau yang itu tadi mungkin penampakan Medi Colok atau HANTU LAMPU SENTER yang sering diceritakan oleh orang-orang.
**

Itulah cerita pengalamanku malam itu saat melihat penampakan Medi Colok seperti yang sering diceritakan orang-orang. Dan pengalaman ini bisa jadi pengalaman satu satunya saat bertemu dengan penampakan hantu tanpa ada rasa takut sama sekali dan bulu kudukku-pun tidak sampai berdiri. Biasanya kalau mau menemui hal seperti itu bulu kuduk pasti berdiri duluan. Tetapi yang satu ini tidak berdiri sama sekali.

Sungguh pengalaman melihat penampakan hantu yang tidak menakutkan dan tidak seram sama sekali.
Oh .... Medi Colok.
Menampakkan diri kok kepada orang yang sibuk mengairi sawahnya. Ya nggak ngefek, kami sudah jauh dari rasa takut.
Coba kalau menampakkan diri kepada orang yang suka pacaran di pinggir jalan sawah tersebut. Mungkin ceritanya akan lain. Mungkin mereka juga tidak takut dengan hantu, tetapi minimal mereka akan takut karena ada yang memergoki pacarannya atau perbuatan menyimpang mereka.

Semoga cerita ini bisa menambah koleksi wawasan anda tentang model dan tipe berbagai macam hantu di Indonesia ini.
Sundul
Read more »

Petan / Metani Itu Mencari Sesuatu

Petan Itu Mencari Sesuatu
PETAN itu dari kosa kata Bahasa Jawa yang artinya Mencari Kutu. Dan yang lebih umum kata PETAN dipakai untuk orang yang sedang mencari kutu dan lingso (telur kutu) di kepala.
Sekarang ini sudah sangat jarang ditemukan orang yang sedang melakukan aktifitas PETAN. Mungkin karena hampir semua masyarakat sudah lebih memperhatikan kebersihan dan kesehatan khususnya kebersihan kepalanya.

Pada sekitar Sepuluh Tahun yang lalu di daerah pedesaan masih sering dijumpai sekumpulan orang yang sebagian sedang PETAN. Biasanya yang melakukan aktifitas seperti itu adalah para wanita. Sambil ngrumpi sana sini biasanya mereka saling METANI antara satu sama lain. Mungkin bisa jadi sebagai pasangan aktifitas yang seiring sejalan. Tangannya sibuk beraktifitas METANI (mencari kotoran) kutu dan lingso di kepala temannya, sedang bibir dan muludnya juga sibuk (Naudubilahimindzalik) METANI (Mencari kekurangan dan kejelekan) orang lain.

Petan dan Metani tidak hanya dilakukan oleh manusia saja. Tetapi kegiatan dan aktifitas ini juga dilakukan oleh hewan. Misalnya saja Monyet. Sering kan kita lihat di foto / gambar atau di acara TV ada monyet yang sedang petan dan saling metani satu sama lain. Petan juga juga dilakukan oleh dua spesies makhluk yang berbeda. Misalnya saja seekor burung yang sedang mencari kutu di punggung kerbau juga bisa disebut Petan dan Metani.

Dalam perkembangannya kata Petan dan metani tidak hanya suatu kegiatan untuk mencari kutu dan kotoran pada manusia atau hewan saja. Tetapi banyak aktifitas lain yang juga sering disebut petan. Contohnya saja seorang petani yang sedang memeriksa tanaman sayurnya dan membersihkannya dari ulat dan jamur juga sering disebut Petan.
Dan juga seperti salah satu kalimat di salah satu paragraf diatas, mencari cari kekurangan dan kejelekan orang lain juga bisa disebut METANI ALAne tanggane (Mekurangan tetanggnya).

Itulah kata PETAN dan METANI bisa digunakan dalam berbagai kegiatan dan keadaan.

Hanya saranku untuk yang sedang pacaran seperti dalam gambar di atas ...
PETANONO PACARMU SAKDURUNGE RABI
BEN NGERTI APIK LAN ELEK E
TIMBANG MENGKO GETUN MBURI.
"Kenalilan kekurangan dan kelebihan pacar anda sebelum menikah,
Daripada nanti menyesal di kemudian hari"

Semoga Bermanfaat.

Sundul
Read more »